Viral! Dedi Mulyadi Janji Gaji Rp10 Juta per Keluarga Jika Jadi Gubernur DKI

Saat ini, nama Dedi Mulyadi tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, terutama karena usulan kebijakan KB pria dan wacana memasukkan anak nakal ke militer.

Baru-baru ini, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa jika dirinya menjadi Gubernur Jakarta, ia akan memberikan gaji sebesar Rp10 juta per kepala keluarga.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pidatonya di acara Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi DPRD Provinsi Seluruh Indonesia (ADPSI) Tahun 2025 di Bandung, pada Selasa (6/5).

Baca Juga: Pendapatan KDM dari YouTube dengan 6,8 Juta Subscribers Bisa Bikin Gubernur Kaltim Melongo

Dedi Mulyadi (Instagram)

Dedi menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta mencapai sekitar Rp90 triliun, dan ia membulatkan jumlah penduduk Jakarta menjadi 20 juta jiwa.

“Jakarta ini, Pak, penduduknya di bawah 10 juta, APBD-nya Rp90 triliun. Kalau di Jakarta dari 10 juta penduduk ada sekitar 2 juta kepala keluarga, maka setiap kepala keluarga bisa digaji Rp10 juta,” ungkap Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi (Instagram)

Ia menambahkan bahwa hal seperti ini hanya mungkin dilakukan di Jakarta. Sebagai perbandingan, ia menyebutkan bahwa jumlah penduduk Jawa Barat telah mencapai 50 juta jiwa, sementara APBD-nya hanya sekitar Rp36 triliun—jauh lebih kecil dibandingkan Jakarta.

Baca Juga: TNI AD Dampingi Proses Penanganan hingga Pemakaman Korban Ledakan Amunisi di Garut

Menurutnya, pemaparan soal APBD ini merupakan bagian dari gagasan untuk memperjuangkan keadilan fiskal antar daerah.

Pernyataan Dedi Mulyadi tersebut diunggah ulang oleh akun Instagram @tante.rempong.official.

Dalam unggahannya tertulis:

"Singgung jumlah penduduk Jakarta di bawah 10 juta tapi APBD-nya Rp90 triliun, Dedi Mulyadi: Kalau saya gubernurnya, per keluarga bakal dapat Rp10 juta!"

Unggahan tersebut pun mendapat beragam tanggapan dari warganet.

“Gak gitu juga hitungnya, kelesss,” tulis akun @brorondm.

“Sini pak, tuker sama Doel. Sejauh ini Jakarta terasa teratur pas zaman Ahok, setelah itu balik ke setelan awal,” ujar @israri.

“Padahal yang jadi contoh bukan Jakarta saja, Kalimantan Timur juga. Kalo videonya dipotong, ya jadi gini deh,” komentar @benisetyawan.

“Duh, Pak. Gak takut nanti penjabat Jakarta tantrum? Ini sumpah, KDM terlalu bikin gebrakan yang berani. Sampai statemennya bikin takut ada yang tersinggung. Hati-hati, Pak. Kenapa gak dari dulu aja mewakili Jabar?” ujar @immanuel.