Viral Doa 'Ya Allah Lindungi Bilqis' Ayu Ting Ting, Bolehkah Doa Dinyayikan dalam Islam?
Mengangkat tangan ketika berdoa merupakan simbol ketundukan dan pengharapan seorang hamba. Rasulullah SAW menjelaskan makna mendalam dari adab ini dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Salman al-Farisi RA:
إِنَّ رَبَّكُمْ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ أَنْ يَرْفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ فَيَرُدَّهُمَا صِفْرًا أَوْ قَالَ: خَائِبَتَيْنِ (رواه ابن ماجه)
“Sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pemalu lagi Maha Pemurah. Dia merasa malu kepada hamba-Nya yang menengadahkan kedua tangannya kepada-Nya, lalu Dia mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong atau hampa.” (HR. Ibnu Majah).
Hadis ini menegaskan bahwa mengangkat tangan bukan sekadar gerakan fisik, melainkan ekspresi harapan dan keyakinan bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Memberi.
2. Dimulai dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Doa yang baik diawali dengan pengakuan atas keagungan Allah dan penghormatan kepada Rasul-Nya. Fudhalah bin Ubaid RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِمَحَامِدِ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ ﷺ ثُمَّ يَدْعُو بَعْدُ بِمَا شَاءَ (رواه أبو داود) “Apabila salah seorang di antara kalian berdoa, hendaklah ia memulai dengan memuji Tuhannya yang Maha Agung dan Maha Perkasa, kemudian bershalawat kepada Nabi SAW, lalu setelah itu berdoalah dengan apa yang dikehendakinya.” (HR. Abu Dawud).
3. Berdoa dengan tadharru’
Tadharru’ yakni sikap merendahkan diri, penuh ketundukan, dan jauh dari kesan berlebih-lebihan. Al-Qur’an dengan tegas mengingatkan:
اُدْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (الأعراف: 55) “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. al-A’raf [7]: 55).
Ayat ini sangat relevan dengan praktik melagukan doa. Melodi dan irama boleh ada, tetapi tidak boleh melampaui batas sehingga menghilangkan kekhusyukan atau berubah menjadi pertunjukan.
4. Menutup doa dengan hamdalah
Mengakhiri doa dengan pujian kepada Allah merupakan bentuk syukur dan pengakuan bahwa segala urusan kembali kepada-Nya. Al-Qur’an menggambarkan adab ini dengan indah:
دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (يونس: 10)
“Doa mereka di dalamnya ialah: ‘Subhanakallahumma’, dan penghormatan mereka ialah: ‘Salaam’. Dan penutup doa mereka ialah: ‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.’” (QS. Yunus [10]: 10).