Viral Emak-Emak di Sambas Bikin Konten Candaan Taawudz, Akhirnya Minta Maaf

Sebuah video viral dari postingan konten kreator Marina Qila asal Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menjadi sorotan publik setelah menampilkan bacaan taawudz yang dijadikan bahan candaan. Aksi tersebut memicu reaksi keras dari netizen karena dianggap tidak menghormati ajaran agama Islam.

Taawudz merupakan bacaan yang berarti “Aku berlindung kepada Allah dari (gangguan) setan yang terkutuk.” Kalimat ini biasanya dibaca dengan penuh adab dan kekhusyukan, terutama sebelum membaca Alquran atau dalam ibadah.

Video Olok-Olok Taawud Viral

Baca Juga: Tragis Selebgram Oca Fahira Tewas Kecelakaan Sehari Setelah Wisuda

Video yang menampilkan adegan itu viral di media sosial, salah satunya diunggah ulang oleh akun @feedgramindo di Instagram. Dalam video tersebut, bacaan taawudz yang seharusnya sakral justru ditirukan dengan gaya bercanda oleh sang pembuat konten.

Tindakan itu sontak menuai kritik pedas dari banyak pengguna internet. Mereka menilai candaan semacam itu tidak pantas, apalagi berkaitan dengan bacaan yang memiliki nilai keagamaan tinggi.

Bacaan taawudz juga dikenal sebagai doa dan dzikir yang mulia dalam ajaran Islam. Karena itu, banyak yang merasa tersinggung melihat bacaan tersebut dijadikan bahan lelucon untuk konten hiburan.

Dalam video itu terlihat seorang perempuan berkerudung merah duduk di pinggir jalan sambil memegang sebuah buku yang diduga berisi bacaan Alquran. Ia kemudian mulai membaca taawudz dengan nada yang tidak biasa, disertai tawa dari orang-orang di sekitarnya.

Rekaman tersebut menimbulkan gelombang kritik dari masyarakat yang menilai perbuatan itu sebagai bentuk ketidaksopanan terhadap ajaran agama. Banyak netizen menyerukan agar konten kreator lebih berhati-hati dan menghormati nilai-nilai keagamaan.

Pembuat Konten Akhirnya Minta Maaf

Viral Video Warga Olok Olok Bacaan Taawudz. (Instagram)

Belakangan pengungah video candaan taawudz tersebut akhirnya minta maaf kepada publik. Melalui video yang beredar luas, yang bersangkutan mengakui kekhilafannya dan meminta maaf kepada masyarakat.

Permintaan maaf itu diharapkan dapat meredakan kemarahan publik. Namun, kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi para konten kreator agar lebih bijak dalam membuat konten yang berkaitan dengan hal-hal sensitif seperti keagamaan.

"Kami yang ada di video meminta maaf apabila dianggap mengolok-olok dalam konten tersebut. Tapi sejujurnya kami tak bermaksud mengolok-olok," demikian permohonan maaf dalam video yang terdiri dari tiga orang perempuan.

"Sungguh postingan yang tidak pantas untuk dijadikan candaan," komentar akun @nourma6363 atas video permintaan maaf tersebut.

"Dikira lucu kontenmu ini? Terus terang gak lucu, malah memancing emosi orang lain," kata @informasi.jember.

"Harusnya kau ni ya masuk di penjara. Gak usah minta maef. Kurang ajar," lanjut @keos_sorensen.