Fakta Menarik Video Viral Peresmian Masjid Temanggung yang Diwarnai Biduan Seksi

Sebuah video yang memperlihatkan biduan dangdut berpakaian terbuka di acara bertuliskan “Peresmian Masjid Darul Falah” mendadak viral di media sosial beberapa hari lalu.

Video ini menimbulkan perdebatan publik karena dianggap menodai kesakralan tempat ibadah.

Namun, setelah ditelusuri lebih dalam, muncul klarifikasi yang menjelaskan konteks sebenarnya di balik kejadian tersebut.

Baca Juga: Tinjau Kawasan Industri Batang, Presiden Kendarai Mobil Listrik Keluaran Hyundai

Dalam video yang beredar luas di berbagai platform media sosial, terlihat beberapa penyanyi dangdut wanita mengenakan busana minim sedang beraksi di atas panggung.

Sementara itu, sejumlah penonton laki-laki tampak berjoget dan memberikan uang sawer kepada para biduan.

Yang menjadi sorotan adalah latar belakang panggung yang terpampang banner bertuliskan “Peresmian Masjid Darul Falah Senden Jambon”.

Baca Juga: Kendal Daerah dengan Penurunan Angka Pengangguran Tertinggi di Jateng

Tulisan inilah yang membuat banyak warganet mengira acara tersebut bagian dari kegiatan resmi peresmian masjid, sehingga menimbulkan reaksi keras di dunia maya.

Kronologi Asli: Dua Acara Berbeda, Panitia Berbeda

Kepala Desa Jambon, Lilis Suharti, akhirnya memberikan klarifikasi resmi. Ia menegaskan bahwa acara dangdut tersebut tidak ada hubungannya dengan peresmian masjid.

Menurutnya, peresmian Masjid Darul Falah telah dilaksanakan pada 10 September 2025 secara khidmat dan penuh nuansa religius.

Sementara acara hiburan dangdut baru digelar sehari setelahnya, diselenggarakan oleh pihak lain di lokasi berbeda.

“Kesalahpahaman terjadi karena adanya penggunaan banner bertuliskan Peresmian Masjid di panggung hiburan, padahal itu bukan bagian dari acara masjid,” jelas Lilis.

Ia menyesalkan keteledoran panitia hiburan yang tidak memperhatikan sensitivitas masyarakat terhadap simbol keagamaan.

Reaksi Warga dan Netizen: Antara Kecaman dan Pembelaan Tradisi

Viral peresmian masjid diwarnai biduan seksi. [Instagram]Fenomena ini memancing beragam tanggapan. Sebagian besar warga menilai bahwa penampilan biduan berpakaian terbuka di acara bertema masjid adalah hal yang tidak pantas dan melukai nilai kesopanan.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa hiburan rakyat seperti dangdut merupakan tradisi lokal yang sering digelar untuk menutup rangkaian kegiatan desa.

Beberapa tokoh masyarakat menyerukan agar publik tidak langsung menghakimi tanpa memahami konteks.

"Kalau dilihat potongan videonya memang tampak tidak pantas, tapi ternyata itu acara lain, bukan bagian dari peresmian masjid,” kata salah satu warga Gemawang.

Pelajaran dari Kasus Temanggung: Pentingnya Etika Publik dan Konteks Digital

Kejadian di Temanggung ini menjadi contoh bagaimana kesalahan visual dan kurangnya klarifikasi bisa menimbulkan persepsi negatif di media sosial.

Di era digital, penyebaran video tanpa konteks sering kali menciptakan disinformasi dan kegaduhan publik.

Masyarakat diimbau lebih bijak dalam membagikan konten viral, sementara panitia kegiatan diharapkan lebih berhati-hati dalam memilih simbol atau tulisan yang digunakan di ruang publik.