Viral Jemaah Dewasa Tendang Kepala Anak-anak yang Bercanda dalam Masjid di Tebing Tinggi
Daerah

Sebuah rekaman CCTV masjid dugaan kekerasan terhadap anak viral di media sosial. Dalam video yang beredar terlihat seorang pria melakukan tendangan terhadap dua anak yang bercanda di dalam masjid.
Peristiwa ini terjadi di Masjid Taqwa Baiturrahman, Tebing Tinggi, Sumatra Utara. Dikabarkan peristiwa terjadi pada Senin, 12 Mei 2025.
Peristiwa ini berawal ketika seorang jemaah pria yang sedang melaksanakan salat posisi berdiri, tiba-tiba menghentikan ibadahnya ketika dua anak laki-laki terlihat bercanda.
Baca Juga: Balita di Medan Jadi Korban Kekerasan Pengasuh, Pemilik Day Care Buka Suara
Jemaah dewasa itu kemudian menghentikan dua anak tersebut yang sedang berlari dengan cara menjulurkan kaki. Tak berhenti di sana, jemaah dewasa itu mengejar kembali seorang anak di dekatnya dan menendang bagian kepala hingga tersungkur.
Jemaah dewasa itu kemudian mengejar anak satu lagi dan menendang bagian tubuh. Anak itu terlihat melindungi diri dengan tangan dari tendangan.
Peristiwa yang terekam CCTV dalam masjid ini viral dan menarik perhatian netizen di media sosial. Banyak yang mengecam perilaku jamaah dewasa itu terhadap anak-anak.
Baca Juga: Warga Temukan Mayat Pelajar di Ladang Tebing Tinggi, Diduga Korban Pembunuhan
Meski anak-anak bercanda di dalam masjid, tidak seharusnya orang dewasa berlaku kasar hingga melakukan kekerasan. Belum diketahui bagaimana kelanjutan kasus ini hingga berita ini diturunkan.
"Besoknya si anak gak mau lagi pergi solat ke mesjid dan itu berlangsung sampai dia beranjak dewasa," komentar @LelyW1f3 dalam unggahan video di akun X @B3doel___.
"Pidanakan sudah termasuk penganiayaan anak di bawah umur," komentar @HeriJuheri.
"Anak-anak di masjid itu disusupi malaekat bang, dia mau ibadah, mau bercanda cukup dipantau saja, asal jangan disakiti, yang nendang segala amalmu hangus sudah," kata @auroratransport.
"Ini yang menjadi PR untuk para ulama,pemuka agama, bahwa agama itu pembawa damai, bukan sekedar kumpulan aturan, sehingga menjadikan pemeluk agama humanis bukan keras dan kaku, karena agama bisa membawa kebiasaan hidup," kata @HaryantoBu86430.