Wabah Mematikan Merajalela di Guangdong Selatan, Hati-hati Bepergian ke China

Mereka yang ingin mengunjungi China, khususnya Provinsi Guangdong Selatan diminta berhati-hati lantaran di daerah tersebut kini tengah merebak kasus Chikungunya yang ditularkan dari nyamuk yang terinfeksi ke manusia.
Kasus di wilayah tersebut meningkat tajam dari sebelumnya 7.000 kasus melonjak jadi 16.500 kasus hanya dalam tempo dua bulan dan telah menyebar ke luar negeri, dilansir Daily Mail.
Peringatan kesehatan bagi wisatawan Australia telah dikeluarkan. Para pakar kesehatan telah mendesak warga Australia yang bepergian ke dan dari China untuk waspada terhadap virus mematikan yang ditularkan melalui serangga yang merajalela di lebih dari 20 kota.
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
WHO: Wabah Chikungunya Terbesar
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan situasi saat ini di China sebagai 'wabah chikungunya terbesar yang terdokumentasi hingga saat ini'.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut telah mencatat 445.271 infeksi dan 155 kematian di 40 negara hingga 30 September tahun ini.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Wabah ini dimulai pada akhir Juli, yang mendorong otoritas kesehatan China untuk memberlakukan karantina wilayah (lockdown) seperti Covid di daerah-daerah yang paling parah terdampak.
Jalan-jalan di kota-kota besar juga disemprot dengan insektisida.
CCTV juga muncul di media pemerintah China yang memperlihatkan pasien terinfeksi terbaring di ranjang rumah sakit dan dipisahkan oleh kelambu.
Gejala Umum Demam dan Nyeri Sendi
Meskipun tidak ada kasus chikungunya yang dilaporkan di Australia, jenis nyamuk yang dapat membawa virus telah terdeteksi di Queensland Utara.
Ilustrasi ---Perawatan pasien yang terinfeksi chikungunya di China/Foto: YouTube New York Post
Hal ini mendorong ketua epidemiologi Universitas Deakin, Dr. Catherine Bennett, untuk mendesak warga Australia yang akan pergi atau kembali dari luar negeri untuk memantau gejala-gejalanya.
Chikungunya menyebar ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi.
"Jika nyamuk itu kemudian menggigit orang lain yang rentan, maka ada kemungkinan mereka dapat menularkan virus chikungunya ini," kata Dr. Bennett kepada Sky News.
Pelancong yang kembali dan merasakan gejala didesak untuk menemui dokter umum mereka.
"Sangat penting bagi mereka untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk karena hal itu akan mengurangi sumber atau potensi penularan ke orang lain," tambah Dr. Bennett.
Peringatan ini muncul setelah situs web pemerintah Australia, Smartraveller, baru-baru ini memperbarui saran perjalanannya untuk China.
"Wabah sedang terjadi di China bagian selatan, khususnya di seluruh provinsi Guangdong," demikian pernyataan situs tersebut.
Gejala yang paling umum adalah demam dan nyeri sendi. Bayi baru lahir dan lansia dengan kondisi kesehatan bawaan berisiko lebih tinggi mengalami gejala parah.
Virus telah Menyebar ke Eropa, Khususnya Prancis dan Italia
Virus ini telah menyebar ke Eropa dalam beberapa bulan terakhir, dengan Prancis dan Italia masing-masing mencatat 63 dan 30 infeksi baru pada minggu pertama bulan Oktober.
Meskipun biasanya tidak fatal, chikungunya dapat menyebabkan demam mendadak, nyeri sendi parah, nyeri otot, sakit kepala, mual, kelelahan, dan ruam kulit.
Meskipun kebanyakan orang pulih dalam dua minggu, nyeri sendi dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Dalam kasus yang jarang terjadi, chikungunya dapat berkembang menjadi penyakit seperti demam berdarah yang parah, yang dapat mengakibatkan pendarahan internal, kegagalan organ, dan bahkan kematian.
Virus ini juga telah dikaitkan dengan komplikasi mata, jantung, dan neurologis.
Jika seorang wanita hamil terinfeksi di sekitar waktu persalinan, bayinya juga dapat terinfeksi saat lahir, yang seringkali mengakibatkan penyakit parah.
Lansia dan orang-orang dengan kondisi kesehatan bawaan juga berisiko lebih tinggi mengalami penyakit parah.
Saat ini belum ada obat atau pengobatan khusus untuk chikungunya, tetapi gejalanya dapat diatasi dengan parasetamol dan dengan tetap terhidrasi.
Warga Australia juga dapat mencegah infeksi dengan menggunakan obat nyamuk, mengenakan pakaian pelindung, dan menggunakan kasa atau kelambu.
Saat ini terdapat dua vaksin yang melindungi dari virus ini; IXCHIQ untuk mereka yang berusia antara 18 dan 64 tahun dan Vimkunya untuk mereka yang berusia 12 tahun ke atas.
Sumber: Daily Mail, sumber lain