Waktu Iktikaf Benarkah Hanya pada 10 Hari Akhir Ramadan?

Sosial Budaya

Senin, 17 Maret 2025 | 11:21 WIB
Waktu Iktikaf Benarkah Hanya pada 10 Hari Akhir Ramadan?
Ilustrasi. (Pixabay @jobinscaria)

Iktikaf merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan dalam Islam terutama di bulan suci Ramadan.

rb-1

Iktikaf berarti berdiam diri dalam masjid untuk beribadah kepada Allah SWT.

Biasanya kaum muslim memenuhi masjid-masjid untuk iktikaf pada 10 hari akhir Ramadan. Berarti tinggal beberapa hari lagi waktu iktikaf karena saat ini sudah memasuki hari ke-17 Ramadan.

Baca Juga: 10 Amalan Sunah Ramadan dalam Kitab Syekh Nawawi Al-Bantani

rb-3

Namun, benarkah waktu iktikaf hanya disyariatkan pada 10 hari Ramadan seperti populer disebut umum?

Dikutip situs Kementerian Agama, secara umum boleh melakukan iktikaf kapan saja. Namun khusus untuk sepuluh hari terakhir Ramadan lebih ditekankan lagi kesunahannya karena Rasulullah selalu melakukannya bahkan meng-qadha (mengganti) di tahun lain jika tahun sebelumnya beliau berhalangan.

Masjid. (Pixabay @theasad121)

Hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

Baca Juga: Ridha Allah di Bulan Ramadan dan Cara Memperolehnya Menurut Prof Quraish Shihab

إِذَا كَانَ مُقِيماً اعْتَكَفَ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ وَإِذَا سَافَرَ اعْتَكَفَ مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ عِشْرِينَ.

Nabi sallallahu alaihi wasallam beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan ketika dalam kondisi mukim. Apabila beliau bersafar, maka beliau beriktikaf pada tahun berikutnya selama dua puluh hari” (HR. Ahmad, no: 12036).

Kadang Rasulullah “mengganti” iktikafnya itu di bulan syawal.

Ada riwayat dari Ummu al-Mukminin, yang menyatakan bahwa Nabi SAW beriktikaf di sepuluh hari pertama bulan syawal dan dalam satu riwayat beliau melaksanakannya di sepuluh hari terakhir bulan syawwal (HR. Bukhari: 1936 dan Muslim: 1172). Hal ini dilakukan karena beliau pernah meninggalkan iktikaf di bulan ramadan dan menggantinya di bulan syawal.

Iktikaf bisa menjadi wajib jika dinazarkan

Umar radhiallahu ‘anhu, bertanya kepada Nabi SAW:

كُنْتُ نَذَرْتُ فِى الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ أَعْتَكِفَ لَيْلَةً فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

“Pada masa jahiliyah, saya pernah bernazar untuk beriktikaf semalam di Masjid al-Haram.” Maka Nabi SAW pun memerintahkannya untuk menunaikan nazar tersebut (HR. Bukhari, no: 1927).

Masjid Nabawi. (Pixabay @Konevi)

Batas waktu iktikaf

Tidak ada batasan khusus dalam syari’at tentang waktu iktikaf. Boleh lama boleh sebentar seperti satu jam atau kurang dari itu.

Allah Swt. berfirman:

وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“Sedang kamu beriktikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187). Ibnu Hazm berkata, “Allah SWT tidak mengkhususkan jangka waktu tertentu untuk beriktikaf (dalam ayat ini). Dan Rabbmu tidaklah mungkin lupa” (Al Muhalla, 5: 180).

Dari Ya’la bin Umayyah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata,

إني لأمكث في المسجد الساعة ، وما أمكث إلا لأعتكف

“Aku pernah berdiam di masjid beberapa saat. Aku tidaklah berdiam selain berniat beriktikaf” (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Tag Ramadan Masjid Iktikaf waktu iktikaf

Terkini