Warning BMKG Soal Petaka Ancam Jawa Tengah, Apa Penyebabnya?
Nasional

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan warning terkait kondisi cuaca ekstrem yang bisa berdampak petaka ancam Jawa Tengah.
BMKG menyampaikan petaka ancam Jawa Tengah berupa bencana hidrometeorologi yang melanda seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang pasang dan lainnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan sebagian besar wilayah Jawa Tengah akan mengalami puncak musim hujan hingga Februari.
Baca Juga: PSU 10 Desa di Kabupaten Demak Bakal Digelar 24 Februari Mendatang
Akan tetapi, puncak musim hujan ini tidak serempak, terjadi bertahap mulai November, Desember, Januari, hingga Februari.
"Hal ini membuat potensi bencana, seperti yang terjadi di Pekalongan, masih bisa terjadi. Oleh karena itu, langkah antisipasi terus kami tingkatkan," ujarnya lewat keterangan resmi yang diterima FT News, Kamis (30/1/2025).
Dwikorita menegaskan bahwa curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat akan terjadi di berbagai wilayah, terutama di kawasan rawan bencana seperti Pekalongan, Batang, dan Boyolali.
Baca Juga: Hati-hati Bencana! BMKG Umumkan Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Sebagian Wilayah Indonesia
Di wilayah ini, ancaman tanah longsor dan banjir bandang menjadi perhatian utama. Di Kabupaten Boyolali, misalnya, berada dalam kondisi kritis karena keberadaan jalur sungai di lereng Gunung Merbabu yang sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologi.
Bukan hanya ancaman hujan ekstrem, BMKG juga mengidentifikasi potensi banjir rob yang dapat melanda kawasan pesisir utara dan selatan Jawa Tengah.
Saat rapat koordinasi dengan Pemprov Jawa Tengah, Dwikorita menekankan bahwa upaya mitigasi bencana harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri, hingga masyarakat.
Dwikorita juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap tanda-tanda awal bencana, seperti retakan tanah, rembesan air dari lereng, atau pohon yang tiba-tiba miring.
Apabila tanda-tanda ini terdeteksi, masyarakat diimbau segera meninggalkan lokasi rawan dan melapor kepada pihak berwenang.
BMKG juga meminta, masyarakat yang berada di pesisir diminta untuk menghindari aktivitas di dekat pantai saat terjadi pasang tinggi atau gelombang besar.
Dwikorita yakin kolaborasi dan koordinasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat meminimalkan dampak bencana yang mungkin terjadi.
Apa Penyebabnya?
Lantas apa penyebab petaka ancam Jawa Tengah yang telah diperingatkan BMKG untuk diwaspadai.
Dwikorita menjelaskan bahwa intensitas curah hujan di Jawa Tengah dipengaruhi oleh kombinasi aktif beberapa fenomena atmosfer global, seperti La Nina lemah, Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang ekuatorial Kelvin dan Rossby.
Kondisi ini diperkuat oleh fenomena astronomis, seperti fase bulan baru, yang menciptakan potensi peningkatan curah hujan, angin kencang, hingga gelombang tinggi di wilayah pesisir.
Lebih lanjut Dwikorita menyampaikan, kelembapan udara yang sangat basah serta aktivitas konvektif lokal turut memicu pembentukan awan hujan yang menjulang tinggi.
Semua faktor ini menjadi pemicu utama peningkatan risiko bencana yang menimbulkan petaka ancam Jawa Tengah seperti banjir, tanah longsor, banjir rob, dan angin kencang di sejumlah wilayah.