Waspada Jika Setelah Minum Air Putih Membuat Sering Buang Air Kecil

FT News – Sering buang air kecil setelah mengonsumsi air putih adalah sesuatu yang umum dan wajar. Hal ini biasanya tidak menjadi sebuah kekhawatiran.

Namun, perlu diwaspadai jika frekuensi buang air kecil menjadi meningkat secara signifikan atau disertai gejala lain yang mengganggu. Hal ini bisa menjadi tanda kondisi kesehatan tertentu.

Dilansir dari berbagai sumber, Minggu (8/9), inilah beberapa penyebab sering buang air kecil setelah minum air putih dan kapan perlu berkonsultasi dengan dokter.

Penyebab paling umum dari seringnya buang air kecil setelah minum air putih adalah peningkatan asupan cairan. Ketika kita minum lebih banyak air, tubuh otomatis akan mengeluarkan kelebihan cairan melalui urine untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Hal ini adalah mekanisme yang normal bagi tubuh untuk mencegah retensi cairan berlebih.

Penyebab lainnya adalah konsumsi diuretik alami. Beberapa makanan dan minuman memiliki sifat diuretik alami yang artinya akan meningkatkan produksi urine. Contoh diuretik alami termasuk kafein yang ditemukan dalam minuman kopi dan teh, alkohol dan beberapa jenis buah dan sayuran seperti semangka dan mentimun.

Jika kita mengonsumsi diuretik alami bersama dengan air putih maka kemungkinan besar akan sering buang air kecil.

Penyebab lainnya adalah kondisi medis. Misalnya penderita Diabetes Mellitus yang memiliki gejala umum seringnya buang air kecil. Apalagi jika disertai dengan rasa haus yang berlebihan dan penurunan berat badan.

Kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine.

Kondisi medis lainnya adalah diabetes insipidus. Kondisi ini jarang terjadi dan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon antidiuretik (ADH) yang mengatur keseimbangan cairan tubuh. Akibatnya, ginjal akan menghasilkan urine dalam jumlah besar dan encer.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah kondisi medis lainnya yang menjadi penyebab seringnya buang air kecil.

Penyebab lainnya adalah Overactive Bladder (OAB) yang merupakan kondisi yang ditandai dengan keinginan mendesak dan sering buang air kecil. Hal ini bisa disebabkan karena kontraksi otot kandung kemih yang tidak terkendali. Minum air dalam jumlah besar dapat memperburuk gejala OAB.

BACA JUGA:   Ikut Sukseskan Vaksinasi, Jokowi Sampaikan Terima Kasih Pada Kiai

Penyebab lainnya sering buang air kecil adalah efek samping obat. Beberapa obat diketahui memiliki efek samping diuretik yang berarti meningkatkan produksi urine. Contoh obat ini termasuk diuretik yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Beberapa obat antidepresan dan obat-obatan lainnya untuk mengobati ederma.

Kondisi kehamilan juga membuat tubuh wanita mengalami banyak perubahan hormonal dan fisik. Salah satu perubahan ini adalah peningkatan produksi urine, terutama pada trimester pertama dan ketiga.

Selain itu, rahim yang membesar dapat menekan kandung kemih, menyebabkan seringnya buang air kecil.

Terakhir, penyebab seringnya buang air kecil setelah mengonsumi air putih adalah kondisi psikologis. Stres dan kecemasan juga dapat mempengaruhi kebiasaan buang air kecil.

Beberapa orang mungkin merasa perlu buang air kecil lebih sering saat mereka merasa cemas atau stres. Hal ini dikenal sebagai “kencing karena gugup” dan merupakan respon tubuh terhadap peningkatan adrenalin.

Walaupun sering buang air kecil setelah minum air putih biasanya tidak berbahaya, ada beberapa situasi di mana kita harus berkonsultasi dengan dokter. Misalnya frekuensi buang air kecil yang ekstrem.

Jika merasa harus buang air kecil setiap beberapa menit, ini bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang lebih serius.

Selain itu, jika sering buang air kecil disertai dengan gejala lain seperti nyeri, darah dalam urine atau demam, baiknya segera temui dokter. Jika sering buang air kecil disertai dengan gejala lain seperti nyeri, darah dalam urine atau demam, ada baiknya segera menemui dan konsultasi dengan dokter.

Jika tiba-tiba mulai sering buang air kecil tanpa perubahan dalam asupan cairan, hal ini bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis.

Artikel Terkait