100 Orang Tewas di Thailand, Oposisi Akui Pemerintah Thailand Gagal
Cholnan menilai permintaan maaf Anutin datang sangat terlambat dan hanya dilakukan setelah tekanan publik meningkat. Ia menuding pemerintah salah dalam manajemen risiko, penilaian situasi, hingga koordinasi penanganan darurat.
Dampak buruk banjir, kata Cholnan, mencakup keruntuhan bisnis, ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal, rumah hancur, serta kerusakan aset dalam jumlah besar.
Ia menilai kompensasi pemerintah sebesar dua juta baht per korban jiwa hanyalah upaya menenangkan kemarahan publik.
Pheu Thai Desak Evakuasi, Rumah Sakit Lapangan, dan Pencegahan Penyakit
Cholnan mendesak pemerintah mempercepat evakuasi, menambah tenaga medis, memperluas rumah sakit lapangan, serta memberikan dukungan kesehatan mental bagi para penyintas.
Ia juga meminta pemerintah memperketat pencegahan penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui air seperti leptospirosis, serta mempercepat proses identifikasi jenazah demi kebutuhan ibadah keluarga.
Seruan Mundur Menguat, Krisis Banjir Menjadi Krisis Kepercayaan
Anggota parlemen Pheu Thai, Anusorn Iamsa-ard, menyatakan bahwa meningkatnya seruan publik agar Anutin mundur menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah minoritas semakin menurun.
Menurutnya, krisis banjir ini telah berkembang menjadi “krisis kepercayaan”, yang membuat citra dan tingkat penerimaan publik terhadap pemerintah hancur semakin dalam.
Sumber: The Bangkok Post