34 Orang Anggota Anshor Daulah Riau Lepas Baiat, Ikrar Setia NKRI
Riau

Puluhan anggota Kelompok Anshor Daulah Riau kembali kepangkuan Ibu Pertiwi. Total jumlahnya mencapai 34 orang. Di Balai Daerah Pauh Janggi, Jumat (27/6/2025), mereka menyatakan lepas baiat dan mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lepas baiat dalam konteks keagamaan dan kebangsaan merujuk pada proses pelepasan ikrar kesetiaan atau janji setia kepada suatu kelompok atau organisasi, khususnya yang dianggap menyimpang atau terlarang dan kembali setia kepada NKRI. Lepas dari pimpinan Daulah Islamiyah tentunya mengundang respon yang berbeda-beda, untuk itu Gubernur Riau Abdul Wahid menyampaikan kepada masyarakat untuk bisa menerima mereka apa adanya.
"Mereka mempunyai masa lalu yang tidak bisa diceritakan, untuk itu saya mengimbau seluruh masyarakat agar bisa menerima apa adanya. Mereka juga bagian dari kehidupan kita," ucap Wahid.
Baca Juga: Ini Isi Ikrar yang Dibacakan 34 Mantan Kelompok Anshor Daulah Islamiyah
Ia menyatakan, Polda Riau dan jajaran terkait lainnya telah melakukan pembinaan untuk bersosialisasi mengenai hal tersebut dengan masyarakat. "Mereka yang telah berikrar jangan dikucilkan, tapi bantu kami untuk membina mereka kembali menjadi warga negara Indonesia," tegas Gubri, dilansir mediacenter.riau.
Membutuhkan Usaha Luar Biasa Melepas Stigma
Foto: Humas Polda Riau
Gubri tambahkan, butuh usaha dan ikhtiar yang luar biasa untuk melepaskan paham yang telah tertancap di dalam diri seseorang. Kembalinya 34 orang tersebut ke pangkuan negeri dikatakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Provinsi Riau.
"Kami bersyukur semua punya tekad kuat melepaskan pemahaman dan pandangan yang selama ini mempengaruhi cara pandang dan perilaku bapak ibu," ujarnya.
Terorisme bukan sekadar Kekerasan Fisik
Foto: Humas Polda Riau
Sementara itu, Wakil Kepala Densus 88 Brigjen I Made Astawa menambahkan, pengucapan ikrar dan pelepasan baiat ini adalah sebuah titik balik harapan untuk mereka yg memilih untuk kembali. Untuk itu, ia setuju dengan pandangan Gubri.
Menurutnya, terorisme bukan hanya sekadar kekerasan fisik. Namun juga kerangka berpikir dan ideologi yang menjadikan agama menjadi alat untuk menjustifikasi kebencian. "Jadi, lepas baiat dan ikrar setia ini merupakan proses pemulihan dan transformasi bagi mereka untuk berdiri tegak kembali, berdiri di atas nama dan ideologi NKRI," ujarnya.***