Apa Itu Murur dan Tanazul? Skema yang Resmi Diterapkan pada Ibadah Haji 2025

Nasional

Sabtu, 19 April 2025 | 15:22 WIB
Apa Itu Murur dan Tanazul? Skema yang Resmi Diterapkan pada Ibadah Haji 2025
Jemaah haji Indonesia saat mengantri untuk memasuki bus murur di Arafah, Sabtu (15/6/2024). [Dok. Kemenag]

Kementerian Agama (Kemenag) resmi menerapkan skema murur dan tanazul pada rangkaian ibadah haji 2025. Berikut penjelasannya.

rb-1

Menteri Agama (Menag) KH Nasaruddin Umar menyebut skema murur terbukti efektif mengatasi beragam persoalan haji.

Mulai dari kepadatan jamaah, keterlambatan angkutan transportasi, hingga ramah lansia karena mengurangi tingkat kelelahan jamaah haji berusia lanjut.

Baca Juga: Kasus Al-Zaytun, Kemenag Perhatikan Nasib Santri

rb-3

"Tahun ini kita perkenalkan secara resmi, kita melakukan apa yang disebut dengan murur dan kita juga melakukan tanazul," kata Menag usai acara Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Jakarta Timur, Sabtu (19/4/2025).

Menag KH Nasaruddin Umar dalam acara Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Jakarta Timur, Sabtu (19/4/2025). [Dok. Kemenag]

Lantas apa itu skema munur dan tanazul?

Murur adalah pergerakan jamaah haji dari Arafah melintas di Muzdalifah, lalu menuju Mina saat puncak haji.

Baca Juga: Ivan Gunawan Minta Respons Kemenag RI dari Makkah, Ada Apa?

Jamaah diberangkatkan dari Arafah setelah shalat Maghrib menuju Muzdalifah, tanpa turun, dan langsung menuju Mina.

Murur secara sistematis kali pertama diterapkan pada penyelenggaraan Haji 2024.

Terobosan ini berhasil mempercepat proses mobilisasi jamaah dari Muzdalifah ke Mina. Pada 2024, skema Murur diterapkan utamanya bagi jamaah lanjut usia dan disabilitas.

"Lalu apa itu tanazul? Itu artinya, tidak lagi mutlak seorang jamaah itu harus menginap di tenda yang sudah tersedia di Mina, tetapi bisa menginap di hotel, karena jarak menuju ke kemah mereka itu lebih jauh daripada pergi ke hotel mereka. Kalau ke hotel, perjalanan satu atau 1,5 kilometer sudah sampai, jadi di hotel kan lebih enak tidurnya daripada di tenda," ujarnya.

Suasana jamaah haji di Muzdalifah. [Dok. Kemenag]

Meski begitu, Menag menjelaskan tidak semua jamaah haji wajib mengikuti skema tanazul. Diutamakan bagi jamaah prioritas seperti lanjut usia (lansia) atau disabilitas.

"Kita mungkin hanya kurang lebih 40 sampai 50 ribu jamaah. Jadi kita akan lihat siapa yang prioritas, itu yang akan melakukan tanazul, tetapi selebihnya berjalan normal. Insya Allah kita juga akan mempersiapkan dengan beberapa macam perubahan-perubahan," ujar dia.

Menag juga menegaskan bahwa pelayanan haji 2025 akan terus ditingkatkan. Termasuk dari segi kesiapan makanan atau katering.

"Makanan kami juga sudah berupaya, bagaimana supaya memberikan pelayanan yang sesuai dengan seleranya jamaah Indonesia, kami juga berusaha untuk belajar dari kelemahan pada pelaksanaan ibadah pada tahun lalu, mudah-mudahan tidak terulang lagi pada tahun ini," ucapnya.

Ka'bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. [Dok. Kemenag]

Sementara dari segi kendaraan dan akomodasi seperti bus yang mengantar jemput jamaah hingga hotel juga dilakukan antisipasi dan opsi-opsi tertentu.

"Kemudian dari segi bus yang akan mengantar jemput jamaah ini kami juga punya antisipasi, ada opsi-opsi tertentu. Saya bersama teman-teman itu membiasakan menyusun strategi lebih dari satu opsi untuk mengantisipasi persoalan-persoalan lain yang muncul. Kemudian, menyangkut masalah hotel, memang mungkin ada yang agak jauh, tetapi masih di bawah 4,5 kilometer ke Masjidil Haram," kata dia.

Sedangkan dari segi transportasi pesawat, Menag menyatakan Kemenag dan seluruh penyelenggara ibadah haji 2025 telah memastikan maskapai yang mengantarkan jamaah haji telah memenuhi standar internasional dengan kualitas yang juga menjamin keselamatan serta kenyamanan jamaah.

Tag Kemenag Ibadah Haji 2025 Murur Tanazul

Terkini