Apa Itu Siklon Tropis Bakung? Ini Penjelasan BMKG dan Dampaknya ke Indonesia
Siklon Tropis Bakung adalah sistem cuaca ekstrem yang terbentuk dari peningkatan status Bibit Siklon 91S di Samudra Hindia barat daya Lampung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi mengonfirmasi perubahan status tersebut pada Jumat (12/12) pukul 19.00 WIB.
Baca Juga: Dulu Hancur Dibom AS, Industri Pariwisata Vietnam Kini Salip Indonesia
Siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot atau sekitar 65 km/jam, dengan tekanan udara di pusat sistem mencapai 1000 hPa.
BMKG mencatat, Siklon Tropis Bakung bergerak ke arah barat daya, menjauhi wilayah Indonesia.
Mengapa Dinamai Siklon Tropis Bakung?
Baca Juga: Bencana Sumatera Jadi Perhatian Media-Media Besar Luar Negeri: Deforestasi Jadi Biang Kerok
Ilustrasi awan penghasil siklon tropis Bakung [Meta AI]
Penamaan Bakung mengikuti sistem penamaan siklon tropis regional yang digunakan oleh pusat peringatan siklon di wilayah Samudra Hindia dan sekitarnya. Nama tersebut diberikan ketika sebuah bibit siklon telah memenuhi kriteria sebagai siklon tropis, seperti kecepatan angin minimum dan pola sirkulasi tertutup.
Apakah Siklon Tropis Bakung Berbahaya bagi Indonesia?
Ilustrasi awan yang bisa mendatangkan siklon tropis Bakung [Meta Ai]
Meski bergerak menjauh dari Indonesia, Siklon Tropis Bakung tetap berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung. Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa siklon ini dapat memengaruhi pola cuaca dalam satu hingga dua hari ke depan.
“Walaupun menjauhi wilayah Indonesia, Siklon Tropis Bakung tetap bisa memicu cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi,” jelas Faisal.
Dampak Tidak Langsung Siklon Tropis Bakung
BMKG memprakirakan beberapa dampak cuaca yang perlu diwaspadai masyarakat, antara lain:
- Hujan sedang hingga lebat di wilayah Bengkulu, Lampung, dan Banten
- Angin kencang di Bengkulu
- Gelombang tinggi 1,25–2,5 meter di:
- Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung
- Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat
- Selat Sunda bagian selatan
Potensi Menguat Menjadi Siklon Lebih Kuat
Dalam 24 jam ke depan, BMKG memprediksi Siklon Tropis Bakung berpotensi menguat dengan kecepatan angin maksimum mencapai 55 knot atau sekitar 100 km/jam.
Jika kondisi tersebut tercapai, Bakung akan masuk kategori siklon tropis tingkat dua, dengan tekanan udara turun hingga sekitar 988 hPa.
Imbauan BMKG kepada Masyarakat
BMKG mengimbau masyarakat, khususnya di wilayah terdampak, untuk:
- Waspada terhadap hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi
- Membatasi aktivitas luar ruangan, terutama di wilayah pesisir
- Memantau informasi resmi BMKG melalui:
- Situs www.bmkg.go.id
- Media sosial @infoBMKG
- Aplikasi InfoBMKG
- Call center 196
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menegaskan bahwa kesiapsiagaan dan pemantauan informasi resmi menjadi kunci menghadapi potensi cuaca ekstrem.
BMKG Pastikan Pemantauan Berlanjut
BMKG menegaskan akan terus memantau perkembangan Siklon Tropis Bakung secara real time melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta.
Informasi terbaru akan segera disampaikan jika terjadi perubahan signifikan.
“Prinsip kami adalah early warning untuk mendorong early action, demi meminimalkan risiko dan menuju zero victim,” pungkas Faisal.