Awal Pekan, Rupiah dan IHSG Menguat di Bursa Perdagangan
Daerah

FT News – Tidak banyak agenda ekonomi yang akan dirilis dalam sepekan ke depan. Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) di perdagangan akhir pekan menjadi agenda penting yang paling dinanti pasar saat ini.
Pasar keuangan akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen teknikal, yang bisa mendorong pasar bergerak dalam volatilitas yang tinggi.
Pada perdagangan awal pekan ini, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan sejumlah indikator keuangan AS memberikan ruang bagi penguatan mata uang Rupiah.
Baca Juga: OJK Akan Kaji Aturan Penggunaan Dana IPO
Imbal hasil US Treasury terpantau turun, USD Index anjlok mendekati level 100, seiring dengan sikap Gubernur Bank Sentral AS yang dovish belakangan ini. Di mana The FED kian meyakinkan pasar bahwa pemangkasan bunga acuan akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Kinerja mata uang Rupiah di awal pekan ini ditransaksikan menguat di kisaran level 15.300 per US Dollar dan US Dollar sendiri juga terpantau mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang di Asia hari ini,” jelas Gunawan Benjamin kepada FT News, Senin (26/08/2024).
Menurut Gunawan Benjamin, US Dollar juga berpeluang untuk melemah jika rilis data inflasi AS secara konsisten mengalami penurunan. Di sisi lain, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pembukaan perdagangan awal pekan ini dibuka menguat di level 7.561.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Senin 18 Agustus 2025
Bursa Perdagangan. (Foto: Ist)
“Jika mata uang Rupiah mengalami penguatan di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan. Namun, pasar saham justru dibayangi kabar kurang baik dari potensi terjadinya resesi di AS,” katanya.
Satu sisi, pemangkasan bunga acuan The FED bisa mendorong penguatan pada mata uang Rupiah. Akan tetapi di sisi lainnya resesi ekonomi AS berpeluang menciptakan perlambatan ekonomi di negara lain yang sewaktu-waktu bisa menekan pasar saham.
Jika diikuti dengan kemungkinan terjadinya defisit neraca dagang maupun neraca pembayaran nantinya akan kembali memicu terjadinya pelemahan Rupiah.
Sementara itu, harga emas ditransaksikan naik ke level 2.513 US Dollar per ons troy nya. Harga emas terpantau mengalami kenaikan harga yang signifikan, seiring dengan sikap The FED yang dovish pada simposium di jackson hole.