Baek Se-hee, Penulis Terkenal Korsel Wafat Donorkan Jantung, Paru, Hati dan Ginjalnya

Baek Se-hee, penulis buku terlaris internasional 'I Want To Die But I Want To Eat Tteokbokki' tahun 2018, meninggal dunia dalam usia 35 tahun. Ia mendonorkan jantung, paru-paru, hati, dan ginjalnya untuk membantu menyelamatkan lima nyawa, menurut Badan Donasi Organ Korea.
Penyebab kematian Baek Se-hee masih belum jelas.
Buku 'I Want To Die But I Want To Eat Tteokbokki' yang membuat nama Baek Se-hee terkenal di panggung internasional, menampilkan kompilasi percakapannya dengan seorang psikiater saat ia berjuang melawan depresi, menjadi terkenal secara global.
Pertama kali diterbitkan pada tahun 2018, buku tersebut terjual lebih dari satu juta kopi di seluruh dunia.
I Want To Die But I Want To Eat Tteokbokki, buku karya Baek Se-hee yang mendunia/Foto: Instagram Baek Se-hee
Karya tersebut diterjemahkan ke dalam 25 bahasa dan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 2022.
Buku terlaris tersebut dipuji karena menormalkan percakapan tentang kesehatan mental dan nuansa menyeimbangkan perjuangan pribadi dengan kegembiraan sehari-hari.
"Hati manusia, bahkan ketika ingin mati, seringkali juga ingin makan tteokbokki di saat yang bersamaan," demikian bunyi kalimat paling terkenal dalam buku tersebut, dilansir Daily Mail.
Dalam sebuah pernyataan, saudara perempuannya mengatakan bahwa ia "ingin menulis, berbagi isi hatinya dengan orang lain melalui karyanya, dan menginspirasi harapan."
Foto: Instagram Baek Se-hee
"Mengenal sifatnya yang lembut, tidak mampu memendam kebencian, saya harap ia kini dapat beristirahat dengan tenang."
Anton Hur, yang telah menerjemahkan buku Baek ke dalam bahasa Inggris, mengatakan bahwa organ-organnya telah menyelamatkan lima orang, tetapi "para pembacanya akan tahu bahwa ia telah menyentuh jutaan nyawa lebih banyak lagi dengan tulisannya."
"Doa saya menyertai keluarganya," tulisnya di Instagram.
Baek Se-hee lahir pada tahun 1990 dan belajar menulis kreatif di universitas sebelum bekerja di sebuah penerbit selama lima tahun.
Ia menjalani perawatan untuk distimia, suatu bentuk depresi ringan namun berkepanjangan, selama sepuluh tahun.
Perawatan tersebut menjadi subjek esainya, kata penerbitnya, Bloomsbury.
Ia menerbitkan sekuelnya, I Want to Die but I Still Want to Eat Tteokbokki, dalam bahasa Korea pada tahun 2019.
Sumber: Daily Mail