Bank Indonesia Tersandung Dugaan Korupsi Dana CSR, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Tanah Air?
Nasional

Dugaan korupsi penyalahgunaan dana corporate social responsibility (CSR) yang menimpa Bank Indonesia dinilai berdampak signifikan bagi keadaan ekonomi tanah air.
Salah satunya adalah nilai tukar rupiah melemah, utamanya sehari setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor BI pada Selasa (17/12/2024).
Pada penutupan perdagangan pada hari itu, rupiah melemah sebesar 0,52 persen atau 83,5 poin ke level Rp16.085 per Dollar AS.
Baca Juga: KPK Cegah Dito Mahendra Bepergian ke Luar Negeri
Sementara Indeks Dolar juga terpantau naik 0,05% ke posisi 106,9. Sebetulnya, terdapat banyak faktor yang melatarbelakangi fluktuasi rupiah.
Seperti Bank Sentral Amerika, The Fed yang memangkas suku bunga sebesar 25 persen, pemangkasan suku bunga oleh Jepang hingga penambahan nilai PPN menjadi 12 persen pada awal tahun depan.
Namun keputusan Bank Indonesia yang ikut memangkas suku bunga di angka 6 persen pada Rabu (18/12/2024) turut mempengaruhi.
Baca Juga: KPK Telusuri Aset Eks Pejabat Pajak Angin Prayitno Tersangka Pencucian Uang
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengakui hujan pemberitaan negatif, soal korupsi yang menimpa Bank Indonesia bakal turut membuat nilai rupiah anjlok.
"Segala berita itu akan berpengaruh kepada kondisi pasar, termasuk nilai tukar," kata Perry pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Adapun pada Rabu, nilai tukar Rupiah kembali menguat meski tipis, tepatnya di angka 0,02 persen alias tiga poin ke level Rp16.097 per Dollar AS.
Perry menyatakan bahwa Bank Indonesia tetap terus berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar. Salah satu caranya yakni melalui jual beli surat-surat berharga negara dari pasar sekunder.
"Yang tadi kami sampaikan, melalui intervensi, melalui pembelian SBN dari pasar sekunder, maupun langkah-langkah lain, termasuk SRBI," ucap Perry. (ILHAM SIGIT PRATAMA)