Begini Solusi Johan Rosihan untuk Masalah Mahalnya Harga Kedelai
Nasional

Forumterkininews.id, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan mengaku prihatin dengan angka produksi kedelai yang terus turun setiap tahun. Demikian juga dengan anggaran dan target produksi yang kian kecil. Menurut Johan hal ini dikarenakan melonjaknya harga kedelai dan tingginya ketergantungan impor saat ini
“Saya melihat pemerintah belum punya orientasi kuat untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Hal ini terlihat dari terus turunnya anggaran komoditas kedelai dan target produksi,†ujar Johan dalam keterangan rilis kepada Forumterkininews, Sumbawa Kamis (24/2).
Lebih lanjut, untuk mengatasi persoalan produksi kedelai yang turun setiap tahun, Johan mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) membuat kebijakan khusus pengembangan kedelai.
Baca Juga: Puan Dorong Pemerintah Gercep Atasi Krisis Air Bersih
“Kita harus ingat, Indonesia pernah swasembada kedelai tahun 1992 dengan produksi mencapai 1,8 juta ton. Maka semangat swasembada harus terus dikuatkan. Karena secara nasional tingkat kebutuhan kedelai setiap tahun terus meningkat,†terang Johan.
Legislator asal Sumbawa ini meminta pemerintah menetapkan kedelai sebagai salah satu komoditas yang harus mencapai swasembada.
Selanjutnya Politisi PKS ini menguraikan sejak 2018 produksi kedelai berkisar sekitar 650 ton kemudian turun menjadi 424 ton pada tahun 2019. Lalu tahun 2020 produksi kedelai hanya mencapai 296 ton. Dan tahun 2021 produksi malah lebih rendah lagi, yakni hanya 211 ton. Hal ini menurut Johan berdampak pada kurangnya pasokan dan selalu ketergantungan pada impor.
Baca Juga: Tok! MK Putuskan Pemilu 2024 Pakai Sistem Proporsional Terbuka
Solusi untuk Swasembada KedelaiÂÂ
Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini menjelaskan bahwa solusi untuk jangka pendek, harus dilakukan peningkatan luas areal panen terutama di daerah sentra produksi kedelai seperti di Jawa Timur dan NTB. Serta mendorong peningkatan produktivitas dan peningkatan intensitas tanam.
“Saya yakin negara kita merupakan wilayah potensial produksi kedelai yang memiliki kesesuaian agroekologi dan sosial ekonomi petani,†cetus Johan.
Sementara itu untuk jangka menengah, pemerintah dapat memperkuat pengembangan usaha kedelai di lahan sawah dan lahan kering. Peningkatan produktivitas hasil, peningkatan stabilitas hasil, penekanan senjang hasil, penekanan kehilangan hasil. Juga penerapan system produksi kedelai berkelanjutan berwawasan lingkungan.
Untuk program jangka Panjang menuju swasembada kedelai, pemerintah harus menyelesaikan berbagai persoalan yang jadi kendala dari tercapainya swasembada. Kemudian mengatasi persoalan sempitnya lahan budidaya kedelai.