Biodata Abdurrahman Wahid, Ulama dan Negarawan yang Kini Jadi Pahlawan Nasional
Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan almarhum KH Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, sebagai Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan negara atas jasa besar Gus Dur dalam memperjuangkan demokrasi, pluralisme, dan kebebasan beragama di Indonesia.
Baca Juga: Biodata dan Agama Marsinah, Aktivis Buruh yang Dibunuh Kini Jadi Pahlawan Nasional
Dari Pesantren ke Istana Negara
Prabowo Subianto menyalami istri mendiang Gusdur dan anaknya. [Youtube @sekretariatkabinet]
Abdurrahman Wahid lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940. Ia berasal dari keluarga besar ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Baca Juga: Vina Panduwinata Sebut Titiek Puspa Layak Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Ayahnya, KH Wahid Hasyim, merupakan Menteri Agama pertama Republik Indonesia, sedangkan kakeknya, KH Hasyim Asy’ari, adalah pendiri NU.
Sejak kecil, Gus Dur tumbuh di lingkungan pesantren yang sarat dengan nilai keislaman dan nasionalisme.
Ia menempuh pendidikan dasar di Pesantren Tebuireng, kemudian melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Tak berhenti di sana, Gus Dur juga menimba ilmu di Universitas Baghdad, Irak, dan aktif menulis tentang pemikiran Islam serta sosial.
Sekembalinya ke Indonesia, Gus Dur dikenal sebagai intelektual muda NU yang kritis dan berpikiran terbuka.
Ia banyak menulis di media massa, menyuarakan gagasan pembaruan Islam yang moderat dan toleran. Pada 1984, Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Di bawah kepemimpinannya, NU kembali ke “Khittah 1926”, menjauh dari politik praktis dan fokus pada dakwah sosial serta pemberdayaan umat.
Presiden Rakyat yang Dicintai Semua Golongan