Biodata dan Agama Karta Jayadi, Rektor UNM yang Dinonaktifkan karena Tersandung Kasus ASN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengeluarkan keputusan penonaktifan sementara terhadap Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn, dari jabatan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM).
Langkah tersebut diambil setelah muncul dugaan pelanggaran disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menyeret namanya.
Dugaan tersebut kabarnya terkait laporan pelecehan terhadap seorang dosen perempuan di lingkungan UNM.
Baca Juga: Tokoh Pers Alwi Hamu Meninggal Dunia, Ini Profil dan Legacynya
Meski begitu, keputusan Kemendikbudristek masih bersifat administratif selama proses pemeriksaan berjalan.
Kasus yang Jadi Perhatian Publik
Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn. [Instagram]Kasus ini menyedot perhatian publik dan menjadi bahan diskusi luas di kalangan akademisi mengenai etika, integritas, serta tanggung jawab moral seorang pemimpin perguruan tinggi.
Baca Juga: Menteri PANRB: Sebanyak 16 Ribu ASN Bakal Ditempatkan di IKN
Pihak UNM dan Kemendikbudristek menyatakan bahwa penonaktifan tersebut dilakukan untuk menjaga netralitas proses investigasi.
Sementara itu, sebagian kalangan berharap agar kasus ini dapat diselesaikan secara transparan tanpa mengabaikan asas praduga tak bersalah.
Publik kini menantikan hasil akhir penyelidikan yang akan menentukan apakah Karta Jayadi akan diberhentikan secara tetap atau dikembalikan ke jabatannya sebagai Rektor UNM.
Prof. Dr. Karta Jayadi, dikenal luas sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia pendidikan seni di Indonesia.
Sosok kelahiran Maros, Sulawesi Selatan, ini telah mengabdikan diri puluhan tahun di UNM hingga akhirnya dipercaya memimpin kampus tersebut untuk periode 2024-2028.
Namun, karier akademiknya kini tengah menjadi sorotan usai dinonaktifkan sementara akibat dugaan pelanggaran disiplin ASN.
Biodata Lengkap Prof. Karta Jayadi
Nama Lengkap: Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn
Tempat/Tanggal Lahir: Camba, Maros, Sulawesi Selatan, 8 Juni 1965
Pendidikan: S1 Pendidikan Seni Rupa (IKIP Ujung Pandang), M.Sn (ITB), S3 Antropologi Seni (UI)
Jabatan: Rektor UNM (2024–2028, dinonaktifkan 2025)
Keahlian: Kesenian, Pendidikan Seni, Antropologi Seni
Organisasi: Forum WR II, FOPI Sulsel
Penghargaan: Satyalancana Karya Satya (2007, 2018, 2021)
Agama: Islam
Karta Jayadi lahir di Camba, Kabupaten Maros, pada 8 Juni 1965. Sejak muda, ia dikenal memiliki ketertarikan mendalam terhadap dunia seni dan budaya.
Ketekunannya di bidang pendidikan seni rupa membawanya menempuh pendidikan tinggi di berbagai universitas ternama di Indonesia.
Ia menamatkan Sarjana Pendidikan Seni Rupa di IKIP Ujung Pandang (1983), melanjutkan ke Magister Seni (M.Sn) di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1996, dan menuntaskan Doktoral Antropologi Seni di Universitas Indonesia pada 2007.
Kiprah Akademik dan Kepemimpinan di UNM
Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn. [Instagram]Perjalanan kariernya di Universitas Negeri Makassar berlangsung panjang. Sebelum menjadi rektor, Karta sempat menjabat sebagai Dekan Fakultas Seni dan Desain UNM selama dua periode (2008–2016).
Ia kemudian dipercaya menjadi Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan mendampingi Prof. Husain Syam selama dua periode.
Dalam bidang seni, Karta dikenal produktif menerbitkan karya akademik dan seni rupa yang banyak diakui secara nasional.
Sejumlah hasil penelitiannya telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) serta diabadikan dalam bentuk buku biografi akademik.
Selain di dunia kampus, ia juga aktif di berbagai organisasi seperti:
Ketua Forum Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan se-Indonesia (Forum WR II)
Wakil Ketua Federasi Olahraga Petanque Sulawesi Selatan (FOPI)
Sebagai pengajar sekaligus peneliti, Karta Jayadi telah menerima tiga kali penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia (2007, 2018, dan 2021).
Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas dedikasinya terhadap dunia pendidikan tinggi nasional.
Ia juga dikenal sebagai figur yang mendorong mahasiswa dan dosen untuk menggabungkan aspek seni dan budaya lokal dalam riset dan pengajaran, sejalan dengan visi “Kampus Humanis Berbasis Kearifan Lokal” yang ia gagas.