BPOM Keluarkan Izin Penggunaan Sinopharm Sebagai Booster
Kesehatan

Forumterkininewe.id, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengeluarkan izin penggunaan vaksin Sinopharm (Sars-CoV-2 Vero Cell, Inactivated) sebagai regimen booster heterolog. Artinya vaksin booster ini bisa digunakan untuk vaksin yang berbeda.
"Penerbitan regimen tersebut melengkapi enam jenis vaksin booster, baik sebagai booster heterolog maupun homolog dengan berbagai regimen di Indonesia," ujarnya dalam keterangan rilis, Selasa (23/3).
Keenam regimen tersebut antara lain vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J), dan vaksin Sinopharm.
Baca Juga: Konsumsi Air dan Sayur Cegah Dehidrasi saat Puasa
“Booster heterolog vaksin Sinopharm satu dosis diperuntukkan usia 18 tahun ke atas. Tentunya yang sudah mendapatkan vaksin primer Sinovac dosis lengkap enam bulan sebelumnya," katanya.
Berdasarkan pertimbangan aspek keamanan, kata Penny, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster heterolog secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Reaksi lokal yang sering dilaporkan dalam yaitu nyeri pada tempat suntikan, pruritus/rasa gatal, kemerahan dan pembengkakan. Adapun kejadian sampingan sistemik yang paling banyak dilaporkan adalah kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan batuk.
"Hasil analisis pemberian 1 dosis booster Vaksin Sinopharm pada kelompok subjek vaksin primer Sinovac menunjukan adanya peningkatan respons antibodi," kata Penny.
Baca Juga: Bocah 11 Tahun di Kamboja Tewas Akibat Flu Burung
Ia menyampaikan apresiasi kepada Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Setelah mengevaluasi penggunaan dosis booster kedua untuk vaksin Sinopharm sehingga dapat segera digunakan masyarakat.
Penny mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan menyukseskan vaksinasi sebagai upaya kunci dalam memutus rantai penyebaran COVID-19.