Cara Zikir yang Benar di Bulan Puasa Menurut Prof Quraish Shihab
Sosial Budaya

Ramadan menjadi waktu yang pas bagi umat Islam untuk mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Bukan hanya puasa wajib, kaum muslim juga berlomba-lomba dalam beribadah lain.
Ibadah yang biasa dilakukan saat bulan puasa yaitu berzikir. Berzikir berarti memperbanyak mengingat Allah seperti melalui bacaan-bacaan tertentu.
Ulama tanah air Profesor M Quraish Shihab mengatakan, zikir dibolehkan bahkan dianjurkan karena agar tidak lupa, yang berarti zikir berarti "mengingat kembali".
Baca Juga: Hukuman yang Adil untuk Koruptor, Prof Quraish Shihab: Potong Saja Tangannya
Kedua, misalnya seseorang tidak lupa akan Allah, zikir berarti untuk memantapkan lagi apa yang diingat.
"Salah satu anjuran dalam konteks puasa adalah zikir," katanya Prof Quraish.
Sementara itu, "zikir" bergandengan kata dengan "fikir". Fikir membentuk "tafakkur" sementara zikir membentu "tazakkur". Kedua hal itu mudah dilakukan oleh semua orang, di mana saja dan kapan saja. Namun sayangnya, tidak semua orang mau melakukannya.
Baca Juga: Ciri-Ciri Pemimpin yang Baik dalam Islam, Adakah di Indonesia Sekarang Ini?
"Biasanya kalau bulan Ramadan arah yang paling banyak dilakukan itu adalah baca Alquran, salat tarawih, dan doa. Dalam konteks doa, ada hadis qudsi yang artinya: Siapa yang sibuk berzikir sampai dia tidak sempat berdoa maka akan Aku anugerahkan kepadanya lebih baik apa yang diminta oleh orang-orang peminta'. Jadi ini zikir luar biasa," katanya.
Banyak orang yang salah faham tentang zikir atau zikrullah (zikir kepada Allah). Banyak yang mengira zikir itu hanya bacaan subhanallah, alhamdulillah, dll. Padahal, zikrullah itu mengingat atau menyebut tidak terbatas atas bacaan-bacaan tersebut dan jumlahnya.
"Zikrullah itu bisa dengan menyebut nama-Nya, (seperti) ya Allah, ya Rahman, ya Rahim... Bisa juga dengan menyebut perbuatan-Nya. Misalnya melihat alam raya, Anda ucapkan 'hebatnya alam raya ini'. Itu Anda berzikir," katanya.
Bisa juga mengingat Allah dengan "hari-hari Allah" seperti perintah Allah kepada Nabi Musa AS, artinya: Ingatkan mereka tentang hari-hari Tuhan.
"Hari-hari Tuhan" itu maksudnya hari-hari di mana nampak dengan jelas kekuasaan Allah. Misalnya peristiwa tsunami, kamu berzikir ketika mengingat tsunami. Misalnya lagi mengingat proklamasi kemerdekaan. Termasuk juga mengenang tokoh-tokoh baik yang baik atau buruk.
"Itu semua zikrullah selama Anda kaitkan dengan Allah. Menyebut Rasul, menceritakan tentang Rasul itu zikrullah," kata M Quraish.