Cucu Pahlawan Nasional dr Moewardi : Jangan Lelah Mencintai Indonesia

Lifestyle

Jumat, 10 November 2023 | 00:00 WIB
Cucu Pahlawan Nasional dr Moewardi : Jangan Lelah Mencintai Indonesia

Forumterkininews.id, Jakarta - Sosok kakek yang juga seorang Pahlawan Nasional membuat Nada Marsudi "tertular" semangat juangnya. Termasuk saat ia menekuni kariernya sebagai aparat negeri sipil (ASN). Warisan leluhur ia terus lakoni dan berjiwa low profile.

rb-1

"Saya mendapat banyak cerita dan pelajaran dari ibu saya tentang eyang (dr Moewardi)," katanya kepada Forumterkininews, di Jakarta, Jumat (10/11).

Karena lanjutnya, sang eyang (dr Moewardi) terlibat dalam Sumpah Pemuda. Selain itu juga ikut dalam pendirian Pandu Kebangsaan.

Baca Juga: “Gadis Kretek”, Mencari Racikan Rokok dan Cinta Lawas Sang Ayah

rb-3

"Yang paling epic membantu dan mendukung proklamator Presiden Soekarno dan Bung Hatta dalam memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Jadi semangat juang dan menjaga persatuan NKRI sudah ditanamkan sejak dini," ungkapnya.

Wanita yang meniti karier di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi hingga berubah nama menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional ini memahami betul semangat juang sang kakek.

Dalam perjalanan kariernya, wanita kelahiran Palembang ini pun memiliki karier yang moncer. Dimana ada Menteri Riset dan Teknologi kala itu, Madam Nada panggilan akrab wartawan padanya selalu di sisi sang menteri. Maret 2023, Nada pensiun.

Baca Juga: Hari ini, Pembukaan Pameran Seni Rupa "Life is Beautiful"

"Waktu saya menjabat no KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) lho ya," katanya berseloroh.

Totalitas Berkarya

Ia menyakini betul, kerja kerasnya sebagai ASN murni karena pesan sang Eyang untuk totalitas dalam berkarya.

"Yang pasti harus smart dalam bidang apapun dan gaul abis, serta low profile. Jadi Nada ya temannya dari satpam sampai menteri selama jadi PNS 32 tahun dan 14 tahun menjabat," tuturnya.

Ia mengenang sang kakek dr Moewardi yang memang hanya singkat umurnya, 30 Januari 1907 hingga wafat 13 September 1948 (dibunuh PKI).

Eyang Mami (istri Dr Moerwardi) pun berpesan perempuan harus bekerja, karena suami tidak selalu ada. "So di keluarga kami semua wanita bekerja," imbuhnya.

Dalam peringatan Hari Pahlawan, Nada pun berpesan pada generasi muda untuk jangan lelah mencintai Indonesia.

"Pelajari persoalan dengan baik, be fair. Jangan cepat menghujat karena semua dari kita adalah pahlawan bagi Indonesia," tegasnya.

Nada Marsudi (ketiga dari kiri) bersama para kerabatnya (foto atas). Foto: Nada Marsudi

Dokter Lulusan STOVIA

Sebagai informasi, dokter Moewardi, pria kelahiran Pati, Jawa Tengah 30 Januari 1907 ini adalah seorang dokter lulusan STOVIA. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan Spesialisasi Telinga Hidung Tenggorokan (THT).

Di Surakarta, dr Moewardi mendirikan sekolah kedokteran dan membentuk gerakan rakyat untuk melawan aksi-aksi PKI. Dalam peristiwa Madiun ia adalah salah satu tokoh yang dikabarkan hilang dan diduga dibunuh.

Ia dapat gelar pahlawan nasional melalui SK Presiden RI No 190 Tahun 1964. Dokter Moewardi pun menjadi inisiator Pekan Olahraga Nasional di Solo. Ia pun menjadi pelopor terbitnya Koran Jateng.

Atas perjuangan dan jasa-jasanya, namanya diabadikan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi di Surakarta, Jawa Tengah. Selain itu juga menjadi nama sebuah jalan di Jakarta.

Tag Lifestyle Pahlawan Pahlawan Nasional cucu pahlawan dr Moewardi RSUD dr Moewardi

Terkini