Dear Setia Budi Tarigan Direktur FIF Group, Ini Fakta Memilukan Mendiang Argo Mahasiswa UGM
Hukum

Fakta memilukan terkait Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), terkuak setelah ia menjadi korban meninggal akibat ditabrak mobil BWM yang dikemudikan Christiano Tarigan, diduga anak dari Direktur Operasional FIF Group, Setia Budi Tarigan.
Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sleman, DIY, Sabtu (24/5/2025), kekinian telah membuka tabir kehidurpan Argo yang jauh dari kemewahan.
Dikutip dari postingan akun X @bbeanaebb, tergambar dengan jelas potret kehidupan Argo yang berasal dari keluarga sederhana.
Baca Juga: Diduga Mabuk, Pengemudi BMW Tabrak Mahasiswa UGM Hingga Tewas!
Almarhum telah menjadi anak yatim sejak kecil, setelah sang ayah meninggal dunia. Tepatnya saat masih duduk di bangku kelas 2 SD.
Sejak saat itu, sang ibu menjadi satu-satunya tumpuan hidup. Argo tumbuh menjadi pribadi yang tidak pernah menuntut.
Kesederhanaan Hidup
Baca Juga: Kisah Haru Argo Ericko: Anak Sulung Berprestasi Itu Kini Telah Tiada
Setia Budi Tarigan, diduga ayah dari Christiano Tarigan tersangka penabrak Argo Ericko Achfandi. [Ist]Ia paham betul kondisi keluarganya, dan memilih tidak menambah beban. Bahkan ketika berhasil masuk kampus UGM, ia tetap hidup dalam kesederhanaan.
Kebahagiaannya tak terhingga saat menerima beasiswa—harapan yang telah lama diimpikannya dalam diam.
Saat memilih tinggal di kosan, Argo juga memilih tempat yang amat sederhana. Tak ada AC, kamar mandi di luar, tak ada pula fasilitas yang mewah.
Ia pindah ke tempat yang sedikit lebih layak setelah kasur lamanya tak bisa dipakai lagi karena sudah usang.
Anak Semata Wayang
Tangkapan layar pesan yang diunggah oleh akun @bbeanaebb di platform X. [X]
Kini, Argo telah kembali ke sang khalik. Ia pergi meninggalkan dunia dengan luka yang dalam.
Kepergiaannya mengundang gelombang empati dari berbagai kalangan. Dari kerabat, sahabat hingga keluarga besar UGM, semuanya berduka.
Doa dan dukungan tak henti mengalir untuk ibunda Argo, perempuan tangguh yang kini harus menelan pahitnya kehilangan anak semata wayang.
Meli—ibunda Argo—menyampaikan rasa terima kasih atas segala bentuk kepedulian publik.
Argo bukan semata pergi sebagai korban. Tapi juga sebagai simbol dari perjuangan, ketulusan dan ketabahan yang tak akan pernah hilang dari ingatan.