Dedi Mulyadi Update Kasus Pemotongan Rp200 Ribu Sopir Angkot, Netizen: Kalau Gak Ketangkep Aneh
Daerah

Publik khususnya di Jawa Barat diramaikan dengan pemotongan Rp200 ribu dana kompensasi setiap sopir angkot di Puncak Bogor. Uang kompensasi terkait kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi yang meliburkan sopir angkot hingga H+7 Lebaran untuk mengurangi kemacetan.
Total insentif kepada sopir angkot di Puncak sebesar Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500 ribu. Pungutan diduga dilakukan oknum pegawai Dishub Kabupaten Bogor, Organisasi Angkutan Darat (Organda), dan Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU).
Gubenur Jawa Barat menjelaskan kasus terkini pemotongan uang tersebut. Pemerintah Jawa Barat telah memproses kasus pungutan kepada para angkot, termasuk pihak Polres Bogor juga sudah melakukan proses hukum.
Baca Juga: Sempat Dijodohkan Netizen, Sherly Tjoanda Akui Dedi Mulyadi Sosok Friendly
"Nanti dari pemeriksaan itu disimpulkan siapa sih nantinya yang melakukan pemotongan atau yang meminta uang Rp 200 ribu kepada setiap sopir angkot di jalur tertentu," kata Dedi Mulyadi di media sosialnya.
Kemudian kepada bidang perhubungan pemerintah setempat sudah melakukan perintaan maaf bahwa dia tidak melakukan tindakan-tindakan yang bersifat meminta, memotong, atau menerima.
"Bahkan dia meminta untuk semuanya diproses di kepolisian agar bisa berjalan secara objektif dan nanti biarkan Polres Bogor yang nanti memberikan penjelasan siapa sih yang bersalah dari masalah ini, walaupun uangnya sudah dikembalikan," katanya.
Baca Juga: Profil Aura Cinta, Remaja yang Debat Sengit Gubernur Jabar Dedi Mulyadi hingga Figuran Sinetron
Proses hukum tetap berjalan untuk memberikan klarifikasi kepada publik. Kemudian tindakan tersebut tidak boleh terulang lagi.
Netizen mendukung ketegasan Dedi Mulyadi agar kejadian serupa tak terulang kembali. Apalagi menimpa rakyat kecil yang biasanya sulit untuk menyuarakan keadilan ke publik.
"Intinya pungli berseragam, wajib diberantas biar gak jadi kebiasaan, soalnya gak aneh pungli berseragam udah rahasia umum," kata @bang_vedro_simister.
"Pak bubarkan preman berkedok ormas pak," kata @hajian.
"Indonesia butuh banyak orang seperti bapak, gak ada pejabat setelah pesta demokrasi yang ngasih perubahan signifikan pada masyarakat selain bapak. Dari pugli, preman, bagunan yang makan jalan, penghapusan perysaratan kerja, pembubaran ormas dan bangunan ilegal ormas, kasus korupsi mesjid, pembeliaan sumber mata air (biar gak dikuasai oleh pihak swasta) dan masih banyak lagi," komentar @_hossslq_usd.
"Yang mengembalikan siapa? Saya kurang update. Tapi intinya kalo udh ada pemotongan/permintaan dari awal ya itu namanya udah terjadi pungli. Kalo udah terjadi ya harusnya ada yang ditangkep salah satunya. Kalo ga ada yang ketangkep, ya ANEH," kata @andy_alexandria_.