Di Bogor Ada Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, Tapi Kenapa Jakarta dan Sekitarnya Tetap Banjir?
Daerah

Banjir besar yang menerjang Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) pada 3-4 Maret 2025 lalu disebut berawal dari hujan deras yang terjadi di kawasn Bogor, Jawa Barat.
Dari sejumlah video yang beredar di media sosial, memang diketahui ada banjir bandang yang terjadi di daerah Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Bahkan, karena hujan deras itu, Bendung Katulampa yang ada di Kota Bogor sempat menetapkan status siaga satu.
Baca Juga: Polda Metro Jaya: Ada 6 Laporan Berbeda Terkait Pejabat KPK
Setelah itulah banjir meluas ke sejumlah daetah lainnya, seperti Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
Tak sedikit yang menyatakan banjir tersebut merupakan kiriman dari Kabupaten Bogor, karena sebelumnya terjadi hujan deras.
Namun seperti anomali, Kabupaten Bogor sebenarnya memiliki dua bendungan, yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi.
Baca Juga: Iming-iming Sambo ke Anak Buahnya Usai Tembak Brigadir J, Keluarga Kalian Saya Tanggung
Dua bendungan ini harusnya berfungsi untuk menahan air serta sebagai pengendali banjir.
Lantas mengapa Jakarta da sekitarnya tetap banjir? Menjawab pertanyaan itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Kementerian PU Lilik Retno Cahyadiningsih, angkat bicara.
Menurut Lilik Retno, Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi telah menunjukkan fungsinya pada hujan beberapa waktu lalu.
“Karena kemarin waktu banjir itu, sudah mampu menahan 2 juta meter kubik air, untuk Bendungan Ciawi dan 0,3 juta meter kubik untuk Bendungan Sukamahi. Jadi sudah cukup besar yang kita tahan di sana," kata Lilik pada awak media di Jakarta, dikutip dari Antara pada Jumat (7/3/2025).
Terkait dengan banjir yang terjadi di Puncak, Bogor, Jakarta dan Bekasi beberapa waktu lalu, Lilik mengatakan, hal itu disebabkan curah hujan yang cukup ekstrem.
"Itu kenapa terjadi masih banjir? Karena di bawahnya memang curah hujannya cukup ekstrem. Sangat ekstrem," beber Lilik.
"Kalau sangat lebat dan ekstrem itu ukurannya lebih besar dari 150 mm per hari. Dan yang terjadi berapa? 356 mm per hari. Jadi memang sangat ekstrem. Jadi ini sebenarnya yang terjadi seperti itu," tambahnya.
Ia juga mengatakan, untuk mengantisipasi banjir serupa di masa yang akan datang, Kementerian PU akan membuat satu kolam retensi di Bekasi.