Diduga akan Serang Iran? Angkatan Udara Israel dan AS Latihan Bersama
Nasional

Angkatan Udara Israel dan Amerika Serikat secara rutin mengadakan latihan militer bersama untuk meningkatkan kesiapan dan kerja sama antara kedua negara.
Latihan itu melibatkan pesawat F-35i , F-15i milik Israel dan pembom strategis B-52 milik AS.
Dilansir Aljazeera, Jumat (7/3), dalam keterangannya, bahwa pesawat itu telah mempraktikkan "koordinasi operasional antara kedua militer untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai ancaman regional".
Baca Juga: Prihatin dengan Warga Gaza, Norwegia Tolak Tanding Lawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Spekulasi telah berkembang dalam beberapa bulan terakhir tentang kemungkinan serangan bersama oleh Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (2/3) menyampaikan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump yang telah mengirim amunisi yang sebelumnya ditahan oleh pemerintahan sebelumnya.
Netanyahu mengatakan, amunisi ini dapat membantu memerangi poros teror Iran.
Baca Juga: Memanas, Houthi Dukung Iran Kembangkan Program Nuklir Hadapi Israel
Pada Oktober 2024, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran menggunakan jet tempur F-35 buatan AS, sebagai respons atas serangan rudal balistik Iran sebelumnya.
"Donald Trump adalah teman terbaik yang pernah dimiliki Israel di Gedung Putih," kata Netanyahu dalam pernyataan dalam bahasa Inggris lewat rekaman video.
"Dia menunjukkannya dengan mengirim semua amunisi yang sempat ditahan. Dengan demikian, ia memberikan alat kepada Israel yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan melawat poros teror Iran," lanjutnya.
Selain itu, dokumen intelijen satelit AS yang bocor mengungkapkan bahwa Israel telah melakukan latihan militer yang mensimulasikan serangan rudal balistik besar terhadap Iran.
Latihan ini melibatkan 16 rudal udara dan 40 rudal "Rocks" canggih, menunjukkan persiapan untuk menargetkan sasaran berskala besar di Iran.
Pada Oktober 2024, AS mengumumkan akan mengirim sistem anti-rudal canggih Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan personel militer ke Israel.
Langkah ini diambil setelah Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober.
Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa pengiriman ini bertujuan untuk mempertahankan Israel, di tengah ekspektasi balasan Israel terhadap Iran.