Disdik Jakarta Larang Perpisahan dan <i>Study Tour</i>: di Sekolah Saja
Metropolitan

FTNews - Dinas Pendidikan (Disdik) Jakarta melarang sekolah melaksanakan perpisahan dan study tour dalam rangka kelulusan siswa. Larangan ini merupakan imbas dari kecelakaan bus pariwisata SMK Lingga Kencana, Depok.
Larangan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor e-0017/SE/2024 yang terbit 30 April 2024 lalu. "Kami sudah keluarkan Surat Edaran tentang mekanisme kelulusan peserta didik, mulai dari pengumuman kelulusan sampai pasca. Di pasca itu ada bunyi satuan pendidikan dapat mengadakan kegiatan penyerahan peserta didik pada orangtua wali di lingkungan satuan pendidikan," jelas Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo dalam keterangannya.
Artinya, tiap satuan pendidikan tidak diperkenankan melaksanakan perpisahan dan study tour dalam rangka kelulusan siswa di luar daerah. “Kalau ada sekolah yang melakukan di luar itu, berarti dia perlu pembinaan saya," imbuhnya.
Baca Juga: Sopir Bus Jadi Tersangka Kecelakaan di Subang!
Purwosusilo menambahkan, pelaksanaan kegiatan di luar kota akan memberatkan orang tua murid. Selain itu, berisiko tinggi terjadinya kecelakaan, seperti yang menimpa rombongan SMK Lingga Kencana, Depok.
Meski demikian, Purwosusilo mengaku pihaknya banyak menerima aduan soal pelaksanaan perpisahan dan study tour ke luar daerah. Pihaknya pun telah menindaklanjuti laporan tersebut. "Kami arahkan untuk mengadakan (perpisahan) di sekolah saja menggunakan fasilitas sekolah yang ada," tambahnya.
Dalam pemberitaan media massa disebutkan bahwa rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok mengalami kecelakaan di daerah Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) sore. Diketahui bahwa rombongan siswa akan pulang ke depok setelah perpisahan dan study tour ke Bandung.
Baca Juga: KPU Jakarta Butuh 801 PPS untuk Pilkada 2024, Berminat?
Kecelakaan terjadi akibat rem bus yang blong ketika melewati jalan menurun. Akibatnya, supir pun sulit mengendalikan bus dan oleng ke kanan hingga menyebrangi jalur berlawanan. Akibatnya, 11 orang tewas, terdiri dari 9 siswa, 1 guru, dan 1 warga lokal.