Diskusi Double Check: Koperasi Merah Putih Mesti Jadi Solusi Masalah Keluarga di Indonesia
Metropolitan

Program Presiden Prabowo Subianto yakni Koperasi Merah Putih diharapkan dapat menjadi solusi menjawab masalah keluarga yang melibatkan perempuan dan anak di Indonesia.
Masalah keluarga yang terjadi di Indonesia berdampak luas ke masalah sosial. Apabila tida tertangani dengan tepat tentu dapat mengganggu tercapainya Indonesia Emas 2025.
"Makanya ujungnya hanya penting bagaimana kita membuat solusi di dalam ekonomi ini," kata Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Indonesia RI, Veronica Tan dalam diskusi Double Check, Sabtu 9 Agustus 2045.
Baca Juga: Tujuan Prabowo Aktif di Forum Internasional: Untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia
Koperasi Merah Putih Harus Menyentuh Grassroots
Veronica Tan diwawancari usai diskusi Double Check. [FT News]
Veronica menjelaskan kalau Koperasi Merah Putih bisa menjadi solusi persoalan ekonomi yang dialami keluarga di Indonesia.
Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran, Kemenaker Siapkan Platrofm Digital KarirHub dan Akun SIAPkerja
"Nah, Koperasi Merah Putih bisa dari grassroots dengan pemberdayaan perempuan, program hidroponik, program penanaman, program-program ini bisa dikaitkan, sehingga ketika mereka ada uang, kita masukkan sebagai kelompok di dalam koperasi," ujarnya.
Program lainnya adalah Check Care Center di setiap perusahaan yang melibatkan perempuan sehingga tetap mendapat penghasilan meski sudah menjadi ibu rumah tangga (IRT).
"Setiap perusahaan nanti memberikan waktu, eh, apa, eh, program check care center, supaya ibu-ibu bisa bekerja, perempuan-perempuan bisa bekerja. Nah, ini bisa dijemput bola melalui program yang kita lakukan," ucapnya.
Faktor Ekonomi dan Edukasi
Diskusi Double Check Episode ke VII dengan tema Peran Pembangunan Keluarga Dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045. [FT News]
Sebelumnya, Veronica Tan mengungkapkan faktor ekonomi dan edukasi masih menjadi akar masalah keluarga di Indonesia.
Veronica menjabarkan fenomena pernikahan dini yang berakibat pada kurangnya perhatian pada anak hingga permasalahan sosial mulai dari geng motor yang berakar pada faktor ekonomi dan edukasi.
Ia mencontohkan sikap orangtua yang mengutamakan anaknya yang masih SMP atau SMA untuk mencari uang daripada menimba ilmu.
"Ngapain lu sekolah? Lingkungan lagi balik. Anak gua udah SMP, tetangganya bisa dapat duit, ngapain lu sekolah? Lu sekolah tinggi juga belum tentu (banyak uang)," kata Veronica mencontohkan.
Faktor minimnya edukasi dan ekonomi, tak jarang membuat pengawasan keluarga terhadap anak menjadi berkurang. Efek domino pun muncul dan menjadi masalah sosial.
Diketahui, DPP Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air atau Gempita kembali menggelar diskusi Double Check bersama pemerintah pusat di Jakarta, Sabtu 9 Agustus 2025 hari ini.
Diskusi Double Check yang masuk episode VII ini membahas tema Peran Pembangunan Keluarga Dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045. Acara dipandu oleh Wakil Ketua DPP Gempita Roso Daras sebagai moderator.
Hadir dalam diskusi ini Tenaga Ahli Utama PCO Chacha Annisa, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia RI, Veronica Tan, dan Wakil Menteri Kependudukan, dan Pembangunan Keluarga RI/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka.