Dua Lipa Putus Kontrak dengan Agen, Gara-Gara Isu Palestina?

Penyanyi pop dunia, Dua Lipa, kembali mencuri perhatian publik. Bukan karena karya musik terbarunya, melainkan keputusan mengejutkan untuk mengakhiri kontrak kerjanya dengan David Levy, agen senior dari William Morris Endeavour (WME).

Langkah ini muncul di tengah kontroversi Levy yang dituding menolak keterlibatan band rap Irlandia, Kneecap, di festival Glastonbury karena sikap pro-Palestina mereka.

Sikap Tegas Dua Lipa

Dua Lipa (Instagram)

Baca Juga: Bus Diduga Dipakai Jamaah Haji Palestina Ditabrak Kendaraan Militer Israel

Menurut laporan The Mail on Sunday, seorang sumber dekat Dua Lipa menyebutkan bahwa sang bintang merasa tidak nyaman melanjutkan kerja sama dengan Levy.

“Dua sangat lugas dalam dukungannya terhadap Palestina, dan hal itu tidak sejalan dengan David,” ujar sumber tersebut.

Situasi memanas setelah bocornya surat keberatan Levy kepada penyelenggara Glastonbury, yang menolak penampilan Kneecap.

Baca Juga: Jadi Brand Ambassador RS di Gaza, Inara Rusli Serukan Kepedulian HAM

Meski ada upaya penghalangan, Kneecap tetap tampil di Glastonbury dan bahkan semakin dikenal luas. Keberanian band tersebut diyakini memperkuat tekad Dua Lipa, yang selama ini konsisten menyuarakan solidaritas bagi Palestina.

Gelombang Solidaritas di Industri Musik

Dua Lipa bukan satu-satunya musisi yang memutus hubungan dengan Levy. Band legendaris Massive Attack juga mengambil langkah serupa dengan alasan yang sama.

Sikap ini mencerminkan perubahan besar dalam industri musik, di mana isu kemanusiaan, khususnya Palestina, kini semakin mendapat ruang dalam percaturan global.

Dampak dan Masa Depan Karier

Dua Lipa (Instagram)

Keputusan Dua Lipa ini diyakini akan berdampak luas pada relasi antara artis dan agensi. Di tengah industri hiburan yang penuh kepentingan komersial, sikapnya memberi pesan tegas bahwa prinsip moral bisa menjadi prioritas utama.

Meski masih bernaung di bawah WME, Dua Lipa diperkirakan akan tetap lantang menyuarakan isu-isu kemanusiaan. Ia bahkan semakin menegaskan bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana perjuangan dan solidaritas global.