Nasional
Dulu Konflik Terkait Nuklir, Kini AS Mulai Deportasi Ratusan Warga Iran
 011020256.jpg)
Amerika Serikat (AS) mulai mendeportasi kelompok pertama dari sekitar 400 warga Iran. Semuanya yang diperkirakan akan dideportasi dari dalam pengetatan imigrasi Presiden Donald Trump.
Kelompok tersebut mencakup narapidana dan orang-orang yang masuk ke negara itu secara ilegal, kata pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim.
Deportasi Besar-besaran Warga Iran
Baca Juga: Apa Itu 'Big Beautiful Bill'? Bikin Elon Musk Mundur dari Penasihat Trump
Ilustrasi deportasi di Amerika Serikat. (copilot-ftnews)
Dikutip Reuters, pemindahan ini menandai momen koordinasi yang jarang terjadi antara dua negara yang berselisih mengenai program nuklir Iran, yang menurut Teheran murni untuk tujuan sipil, tetapi Washington menegaskan ditujukan untuk membangun bom nuklir.
Pejabat Iran, yang juga berbicara dengan syarat anonim, meremehkan anggapan adanya kesepakatan politik dengan AS, yang pada bulan Juni lalu bergabung dengan serangan udara Israel terhadap Iran dan fasilitas nuklirnya. Menurut pejabat tersebut, masalah ini bersifat konsuler, bukan politik.
Baca Juga: AS Keluarkan Peringatan Perjalanan Serius ke Meksiko, Ada Ancaman Apa?
Direktur Jenderal Urusan Parlemen Kementerian Luar Negeri Iran Hossein Noushabadi mengatakan, AS berencana mendeportasi sekitar 400 warga Iran, sebagian besar yang masuk ke negara itu secara ilegal, sejalan dengan pendekatan anti-imigran baru pemerintah AS.
“Pada tahap pertama, mereka memutuskan mendeportasi 120 warga Iran yang masuk ke AS secara ilegal, sebagian besar melalui Meksiko,” katanya kepada kantor berita semi-resmi Tasnim.
Noushabadi menyerukan Washington untuk menghormati hak-hak migran Iran di Amerika Serikat.
Kelompok pertama yang terdiri dari 120 orang itu akan tiba di Iran dalam satu atau dua hari mendatang, katanya.
Kebijakan Deportasi Trump
Presiden Trump. (instagram)
Beberapa warga Iran secara sukarela memutuskan untuk pulang setelah berbulan-bulan berada di pusat penahanan, dan sebagian lainnya tidak, menurut laporan The New York Times, yang pertama kali memberitakan deportasi tersebut.
Trump berencana mendeportasi jumlah rekor orang yang tinggal di AS tanpa status hukum, setelah meningkatnya arus masuk ilegal di perbatasan pada masa pendahulunya dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Namun, pemerintahannya kesulitan meningkatkan jumlah deportasi, meskipun telah menciptakan jalur baru untuk mengirim migran ke negara lain selain negara asal mereka.
Salah satu jalur tersebut adalah kesepakatan dengan Panama pada bulan Februari yang membuat puluhan orang dari berbagai negara, termasuk Iran, dideportasi ke sana.