Fakta Baru, Zendhy Kusuma Kutuk Janin di Kandungan Karyawan Bibi Kelinci

Kisruh antara Zendhy Kusuma dan restoran Bibi Kelinci Kopitiam masih jadi perbincangan panas. Beberapa hari berlalu, detail lain tentang kekacauan pada akhir pekan lalu tersebut kini terungkap.

Tak hanya dituding mengambil makanan tanpa bayar, Zendhy juga dituduh mengeluarkan ucapan yang melukai hati karyawan Bibi Kelinci Kopitiam. Menurut kuasa hukum restoran, Eishen Simatupang, sumpah yang diucapkan Zendhy sangat tidak pantas diutarakan.

Eishen Simatupang mengungkap bahwa Zendhy sampai mengutuk janin dari seorang karyawan yang sedang hamil. Ucapan itu dianggap sangat keterlaluan karena tidak ada kaitan dengan masalah makanan.

Baca Juga: Siapa Zendhy Kusuma? Gitaris Ternama Diduga Labrak Pegawai Restoran hingga Tak Bayar Makanan

“Yang paling membekas di hati Ibu Nabila (owner Bibi Kelinci Kopitiam) adalah sumpah yang ditujukan ke janin karyawan kami. Itu sama sekali tidak relevan dan menyakitkan,” ucap Eishen, Jumat (26/9/2025).

"Maksudnya, kalau ada karyawan yang bikin salah, konsumen komplain, itu masih lebih masuk akal. Tapi kalau ada keadaan yang tidak menyenangkan, konsumen itu mengutuk anak dari karyawan, itu rasanya kalau bukan ad hominem kita sudah nggak ngerti itu apa. Jadi seperti itu yang paling membekas di kita," lanjutnya.

Baca Juga: Tak Hanya di Restoran, Zendhy Kusuma Juga Pernah Ribut di Warteg soal Harga Nasi

Pihak restoran menilai ucapan tersebut lebih parah dibandingkan kerugian materi karena yang diserang adalah kondisi pribadi karyawan. Restoran menegaskan tidak akan membiarkan pelecehan verbal terhadap stafnya.

Eishen Simatupang Pengacara Bibi Kelinci ditemui di Bibi Kelinci, Kemang, Jakarta Selatan pada Jumat, 26 Agustus 2025 [FTNewsRaka] (3)

Selain itu, Zendhy juga sempat memukul chiller hingga rusak. Tindakan intimidasi fisik memang tidak menimbulkan luka serius, tapi tetap membuat trauma.

Kuasa hukum menilai ucapan dan perilaku itu sudah di luar batas kewajaran. Pihak restoran merasa wajib mengambil sikap tegas demi melindungi karyawan.

“Kami perlakukan konsumen sebagai raja. Tapi kalau raja bersikap zalim, tentu akan ada waktunya turun juga,” tegas Eishen.

Momen Zendhy Kusuma memukul chiller di dapur Bibi Kelinci Kopitiam.

Meski demikian, pintu mediasi masih terbuka. Namun pihak kuasa hukum menegaskan, setiap hari yang berlalu membuat kesempatan damai semakin sempit.

“Kami tidak menuntut berlebihan, hanya minta pengakuan salah dan permintaan maaf. Itu saja sebenarnya sudah cukup,” pungkasnya.