Fakta-Fakta Kasus 18 Polisi Pelaku Pemerasan Penonton DWP: Dipatsus hingga Barang Bukti Duit Rp 2,5 M

Sebanyak 18 anggota polisi yang terlibat pemerasan penonton gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) jalani penempatan khusus atau patsus di Divisi Propam Mabes Polri.

Sidang etik terhadap 18 polisi pelaku pemerasan penonton DWP itu akan digelar pekan depan. Namun belum ditentukan tanggalnya.

Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim membenarkan beberapa nama yang beredar di media merupakan personel yang telah diamankan Divisi Propam.

Baca Juga: Identitas Pelapor Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK Dirahasiakan

"Ya beberapa nama memang ada di situ," kata Karim, dikutip Rabu (25/12/2024).

Berdasar informasi yang beredar di medsos, 12 personel yang diduga terlibat pemerasan penonton DWP berasal dari jajaran Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

Pangkatnya bervariasi, mulai dari AKBP hingga Briptu.

Baca Juga: Datangi Polda Metro Jaya, Kapolrestabes Semarang Masih Jalani Pemeriksaan

Kadiv Propam Polri, Irjen Abdul Karim.

Saat ini, Divisi Propam Mabes Polri tengah menggali terkait motif belasan anggota polisi tersebut melakukan pemerasan.

"Kalau terkait dengan motif, masih kita dalami. Artinya ini cukup harus kita gali karena ini menyangkut beberapa satuan kerja, mulai dari polsek, polres, hingga polda juga," kata Karim.

"Sementara ini kita fokus ke etik dulu karena kita akan melakukan percepatan dalam rangka sidang etik ini," sambungnya.

Karim juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa jumlah korban mencapai 400 orang.

Untuk barang bukti uang yang sudah diamankan sendiri sebanyak Rp 2,5 miliar.

"Jadi, dari hasil penyelidikan yang sudah kami lakukan, perlu kami luruskan bahwa korban warga negara Malaysia dari penyelidikan dan identifikasi kami secara scientific, kami temukan sebanyak 45 orang," jelasnya.

Acara DWP 2024. [Instagram]

Sebelumnya, akun X @Twt_Rave mengunggah sejumlah oknum polisi diduga melakukan penangkapan dan pemerasan terhadap penonton dari Malaysia dalam acara konser DWP.

Dalam postingannya disebut bahwa oknum polisi Indonesia menangkap dan melakukan tes urine mendadak terhadap lebih dari 400 penonton dari Malaysia.

"Oknum polisi juga diduga memeras uang mereka yang jumlahnya berkisar 9 juta RM atau setara Rp 32 miliar. Bahkan, ada klaim bahwa para penonton terpaksa membayar meski tes urine narkoba mereka negatif," tulis akun tersebut.