Ikuti SpaceX Elon Musk? Google Pertimbangkan Bangun Pusat Data AI di Luar Angkasa
Google berencana membangun pusat data kecerdasan buatan di luar angkasa. Rencana luar biasa ini selain upaya berkelanjutan juga untuk mengimbangi OpenAI dan para pesaing lainnya. Elon Musk juga kabarnya telah lama memikirkan itu. Awal bulan ini, Musk mengatakan SpaceX "akan membangun "pusat data dengan "meningkatkan" satelit Starlink-nya, meskipun ia tidak memberikan jadwal pasti.
Sementara project Google yang dijuluki "Project Suncatcher", rencana yang masih eksperimental, bertujuan untuk menciptakan serangkaian "satelit bertenaga surya" yang dilengkapi dengan chip komputer AI Google yang dapat "memanfaatkan sepenuhnya kekuatan matahari," menurut sebuah postingan blog dari raksasa teknologi tersebut yang kurang mendapat perhatian pada 4 November, dilansir New York Post.
CEO Google Sundar Pichai mengakui bahwa perusahaan menghadapi "tantangan signifikan" untuk mewujudkannya, termasuk "manajemen termal" chip-nya dan "keandalan sistem di orbit". "Seperti halnya misi ke bulan, kami harus menyelesaikan banyak tantangan rekayasa yang rumit," tulis Pichai di X.
Baca Juga: 26 Tahun Beroperasi, Internet Explorer Akhirnya Pensiun
CEO Google Sundar Pichai [Foto: X/The Inquiry]"Riset awal menunjukkan bahwa TPU generasi Trillium kami (unit pemrosesan tensor kami, yang dirancang khusus untuk AI) bertahan tanpa kerusakan saat diuji dalam akselerator partikel untuk mensimulasikan tingkat radiasi orbit rendah Bumi."
Perusahaan berencana meluncurkan dua satelit uji pada tahun 2027 untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang kelayakan proyek tersebut.
Energi dalam jumlah besar dibutuhkan untuk mempertahankan model AI yang ada dan mendorong pengembangan "kecerdasan umum buatan" teoretis – atau AI dengan kemampuan setingkat manusia atau lebih baik.
Baca Juga: Google Hadirkan Gemini di Android Auto, Pengalaman Berkendara Makin Canggih
Persyaratan yang selangit ini telah menyebabkan lonjakan biaya bagi perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Meta, dan OpenAI, yang telah membuat beberapa investor di Wall Street khawatir dan berkontribusi pada kekhawatiran bahwa revolusi AI yang banyak digembar-gemborkan sebenarnya adalah "gelembung" yang pada akhirnya akan pecah.
Pengembangan AI Google Anggarkan 93 Miliar Dolar Tahun 2025 Google sendiri telah menganggarkan belanja modal sebesar $91 hingga $93 miliar pada tahun fiskal 2025 seiring dengan investasinya dalam pengembangan AI. Pengeluaran industri untuk pusat data diperkirakan akan mencapai angka yang mencengangkan, yaitu $3 triliun, selama tiga tahun ke depan, menurut Morgan Stanley.
Google menyebut "peningkatan pesat permintaan energi pusat data" sebagai katalis di balik "Project Suncatcher".
"Meskipun ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk mewujudkan 'proyek ambisius' ini, dalam jangka panjang, ini mungkin merupakan solusi yang paling skalabel, dengan manfaat tambahan berupa meminimalkan dampak terhadap sumber daya terestrial seperti daratan dan air," ujar para peneliti Google dalam sebuah laporan resmi.
Berdasarkan proyeksi saat ini, peluncuran satelit mungkin cukup terjangkau untuk membuat rencana Google untuk pusat data AI berbasis luar angkasa layak secara ekonomi pada pertengahan 2030-an.