Iran Hentikan Kerja Sama dengan IAEA, Balasan atas Tuduhan dan Agresi Militer

Politik

Kamis, 03 Juli 2025 | 00:22 WIB
Iran Hentikan Kerja Sama dengan IAEA, Balasan atas Tuduhan dan Agresi Militer
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamein. (Tasnim News)

Pemerintah Iran secara resmi menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyusul ketegangan geopolitik yang meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir.

rb-1

Keputusan ini dikeluarkan langsung oleh Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, yang memerintahkan seluruh lembaga administratif negara untuk melaksanakan arahan parlemen terkait penghentian hubungan dengan badan pengawas nuklir tersebut.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari undang-undang yang telah disahkan parlemen Iran pada 25 Juni lalu.

Baca Juga: Ulama Iran Ahmad Khatami Serukan Eksekusi terhadap Donald Trump Menurut Hukum Syariah

rb-3

IAEA Bias Terhadap Iran

Daftar jenderal dan ilmuwan Iran yang gugur akibat serangan udara Israel. (Tasnim News)

Baca Juga: Donald Trump Ancam Bom Iran Lagi, Muncul Ketegangan Baru?

Undang-undang tersebut muncul sebagai reaksi terhadap laporan IAEA yang dianggap bias terhadap Iran. Laporan tersebut dinilai membuka jalan bagi resolusi Dewan Gubernur IAEA, yang kemudian dimanfaatkan oleh Israel untuk melancarkan agresi militer terhadap Iran.

Selain itu, Amerika Serikat juga disebut-sebut menjadikan laporan tersebut sebagai dalih untuk menyerang tiga lokasi nuklir penting Iran.

RUU penangguhan hubungan dengan IAEA itu telah diratifikasi oleh Dewan Konstitusi Iran, menjadikannya dasar hukum yang sah untuk diterapkan secara nasional.

Ketegangan semakin memuncak setelah serangan militer dilancarkan oleh Israel pada 13 Juni, yang menyasar fasilitas militer, infrastruktur nuklir, dan kawasan permukiman di wilayah Iran selama hampir dua pekan.

Serangan ini kemudian diikuti oleh tindakan militer Amerika Serikat yang pada 22 Juni membombardir tiga fasilitas nuklir utama Iran yang terletak di Natanz, Fordow, dan Isfahan.

Sebagai respons atas agresi tersebut, Iran meluncurkan serangan balasan secara besar-besaran.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) melalui unit Dirgantara menggencarkan Operasi True Promise III, yang terdiri dari 22 gelombang serangan rudal ke berbagai wilayah yang dikuasai Israel. Serangan ini menyebabkan kerusakan signifikan di sejumlah kota utama di wilayah pendudukan.

Iran Target Pangkalan Militer AS

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamein dengan latar rudal buatan dalam negeri. (Tasnim News)

Tak hanya itu, sebagai balasan terhadap keterlibatan Amerika Serikat, militer Iran juga menargetkan pangkalan udara al-Udeid di Qatar, yang merupakan salah satu instalasi militer terbesar milik AS di kawasan Asia Barat.

Serangan tersebut menjadi simbol peringatan keras atas intervensi militer terhadap kepentingan strategis Iran.

Gencatan senjata yang berlaku sejak 24 Juni telah menghentikan rangkaian konflik terbuka antar pihak, namun ketegangan politik dan militer masih membayangi.

Penangguhan kerja sama Iran dengan IAEA menjadi sinyal kuat bahwa Teheran tidak akan tinggal diam menghadapi tekanan internasional yang dianggap merugikan kedaulatan dan keamanannya.

Sumber: Tasnim News

Tag israel iran iaea

Terkini