Jadi Sorotan Dunia: Ratusan ‘Rumah Bunuh Diri’ Berada di Tepi Jurang Setinggi 60 Meter, Para Dukun Menolak Pindah!
Lifestyle

Ratusan bangunan yang terletak di tepi tebing tanah yang curam di pinggiran El Alto, Bolivia, dijuluki sebagai “Suicide Homes” atau “Rumah Bunuh Diri” karena risiko tanah longsor yang tinggi. Sama sekali tidak ada pengaman di tebing setinggi 200 kaki (60,96 meter). Sehingga jika terjadi bencana, sudah terbayang bakal menimbulkan banyak korban.
Kondisi mengerikan bangunan-bangunan itu menjadi perhatian dunia. Banyak yang mempertanyakan, kenapa pemerintah membiarkan warganya tinggal di lahan yang sangat rawan longsor. Mengapa, mereka tidak direlokasi.
Konon, pemerintah pernah ingin melakukan itu namun warga menolak. Mereka mengaku senang tinggal di sana meski tahu itu berbahaya. Lokasinya di Avenida Panorámica dan di La Ceja, salah satu kawasan komersial tersibuk di kota El Alto.
Dikutip dari Oddity Central, dalam beberapa minggu terakhir, hujan telah mendatangkan malapetaka di ibu kota Bolivia dan daerah sekitarnya, sehingga meningkatkan risiko tanah longsor. Namun, hal itu sepertinya tidak membuat penghuni ‘rumah bunuh diri’ ini takut. Mereka menolak untuk pindah.
Bangunan-bangunan ini dihuni oleh dukun lokal yang dikenal sebagai yatiri juga pedagang yang tidak ingin meninggalkan tempat usaha mereka, meskipun itu berarti mereka akan jatuh dan meninggal suatu hari nanti. "Kami tidak akan pindah dari tempat ini, karena ini adalah tempat kerja kami sehari-hari," kata seorang Yatiri kepada Reuters baru-baru ini.
"Kami akan merawat tanah, terutama air hujan, kami akan menyalurkannya sehingga air mengalir ke tempat lain."
Mencegah air mengikis tebing tanah lebih jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Pemerintah setempat mengatakan, keruntuhan tebing atau longsor bakal terjadi. Karena itu bangunan harus dievakuasi demi kebaikan penghuninya.
Kemiringan 90 Derajat
"Jurang di lembah ini miring 90 derajat," kata Gabriel Pari, Sekretaris Kota bidang air, sanitasi, pengelolaan lingkungan, dan risiko. "Itulah tepatnya mengapa kami ingin mereka meninggalkan tempat ini, jika mereka tidak mau pergi, kami harus menggunakan kekerasan."
Dibangun dari batu bata dan ditutupi dengan lembaran seng bergelombang, rumah-rumah reyot untuk bunuh diri di El Alto sangat penting bagi Yatiri (dukun) dan mereka akan melakukan apa saja untuk mempertahankannya.
Beberapa bahkan menyarankan untuk memberikan persembahan kepada Pachamama, Dewi yang dipuja oleh penduduk asli Andes. “Kita dapat melakukan upacara persembahan, kita melakukannya sebagai pembayaran dan dengan cara ini, tanah tidak akan pernah bergerak karena Pachamama membutuhkan persembahan,” kata seorang dukun.
“Ini seperti memberi makanan dan dengan cara ini tempat ini tidak akan bergerak. Sebaliknya, tempat ini akan stabil.”
‘Rumah-rumah bunuh diri’ di El Alto telah berada di tepi jurang untuk sementara waktu, tetapi hujan lebat dan perubahan lingkungan yang disebabkan oleh perubahan iklim telah memperburuk risiko tanah longsor.***