Forumterkininews.id, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) prihatin dengan kerap terjadinya insiden di lokasi wisata. Terbaru jembatan kaca The Geong Banyumas pecah dan menelan korban. YLKI mendesak audit ulang lokasi wisata lain terutama yang berisiko tinggi. Atas insiden itu, bagi YLKI tak hanya penyedia jasa wisata, pemerintah daerah (pemda) pun harus bertanggung jawab atas peristiwa ini. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menegaskan, selain pengelola, pemda juga harus dimintai pertanggung jawaban.
"Apalagi menurut polisi jembatan tersebut tidak pernah ada uji kelayakan. Bagaimana sebuah tempat wisata beroperasi tanpa ada uji kelayakan?," kata Tulus di Jakarta, Jumat (27/10). Jembatan kaca di lokasi wisata The Geong di kompleks Hutan Pinus Limakuwus, Banyumas, Jawa Tengah pecah pada Rabu (25/10). Menewaskan seorang pengunjung. Jembatan kaca setinggi 15 meter ini pecah saat 11 orang wisatawan asal Cilacap, Jawa Tengah melewatinya. Dari 11 wisatawan itu, empat orang sempat terperosok. Dua korban selamat karena berpegangan pada bagian jembatan. Namun dua lainnya terjatuh. Salah satu korban meninggal ketika dilarikan ke rumah sakit. Satu korban lagi mengalami luka serius dan dirawat. Pemeriksaan kepolisian menyebut, jembatan kaca itu belum melalui uji kelaikan.Insiden Lainnya
Menjawab Forumterkininews, Tulus mendorong adanya audit ulang lokasi wisata lainnya terutama yang berisiko tinggi. Apalagi lanjutnya, kejadian kecelakaan seperti ini bukan kali pertama. Tapi sudah sering terjadi. "Termasuk di Baturaden Banyumas yang jembatannya putus karena kelebihan beban," imbuhnya. Putusnya jembatan gantung di lokasi wisata Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah itu terjadi pada Oktober 2006. Ada korban tewas dalam peristiwa memilukan itu. Di tahun 2022, wahana seluncuran air di Surabaya yang pengunjung padati saat libur Lebaran Mei 2022 ambruk. Sebanyak 16 orang jatuh dari ketinggian 10 meter dan luka-luka. Tulus mengingatkan konsumen jasa wisata berhak atas keamanan, keselamatan dan kenyamanan atas pelayanan jasa wisata. "Jangan mau uangnya saja," tandas Tulus. Apalagi insiden terjadi terutama saat peak season. Jelas ucap Tulus ini rentetan insiden ini bentuk keteledoran pemerintah pusat dan pemda.