Johan Desak Pimpinan DPR Segera Bentuk Pansus Pangan
Nasional

Forumterkininews.id, Jakarta - Anggota DPR RI, Johan Rosihan menyesalkan ketidakhadiran Menteri Perdagangan pada Rapat Kerja Gabungan antara Komisi IV, Komisi VI dan Komisi VII DPR RI.
Pasalnya menurut Johan Rapat kerja gabungan ini membahas sejumlah agenda penting seperti efektivitas neraca komoditas dalam pengendalian harga pangan pokok. Juga yang paling aktual membahas neraca pangan, kenaikan harga dan kesiapan pangan menghadapi bulan puasa.
“Rapat ini sudah beberapa kali diagendakan dan terus diundur akibat ketidakhadiran Mendag. Dimana Mendag merupakan sosok yang bertanggung jawab terhadap berbagai kemelut harga pangan,†ujar Johan, Selasa (15/3).
Baca Juga: Kode Jokowi untuk Prabowo Jadi Penyemangat Gerindra
Untuk mengurai berbagai kemelut dan persolan pangan yang cukup kompleks dan terkait lintas sektor, Johan mendorong pimpinan DPR RI membentuk Panitia Khusus (Pansus) tentang Pangan.
“Hal ini penting, agar semua persoalan tata Kelola pangan dapat dibuka seterang-terangnya. Siapa saja yang bermain, dan berbagai hal penting dapat diungkap dengan pembentukan pansus pangan ini," terang Johan.
Legislator Senayan ini menyatakan bahwa fluktuasi harga pangan yang tidak terkendali dalam dua tahun terakhir menunjukkan ada persoalan serius dalam tata niaga pangan nasional. Seperti melonjaknya harga daging sapi, gula, kedelai, telur, minyak goreng dan lain-lain.
Baca Juga: Puan: DPR 2019-2024 Hasilkan 64 UU
"Dan pendekatan urusan pangan yang sangat didominasi kepentingan bisnis besar dan tidak berpihak pada kepentingan petani dan UMKM," ungkap Johan.
Produksi Pangan dalam Negeri Harus jadi Prioritas
Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini menyatakan, melalui rapat gabungan ini, dirinya ingin menyampaikan pesan penting. Peningkatan impor pangan akan mengganggu kemandirian pangan nasional. Maka kebijakan peningkatan produksi pangan dari dalam negeri harusnya menjadi prioritas utama dalam sistem pangan nasional.
Ketergantungan bahan pangan dari negara lain merupakan kelemahan yang harus segera diatasi. Selain itu, Johan meminta kepada semua Menteri yang hadir, untuk mewaspadai Inflasi Pangan pada tahun 2022 yang diprediksi lebih tinggi.
“Gejolak harga pangan tahun 2022 diperkirakan bergerak lebih tinggi dibandingkan 2021, hal ini disebabkan kenaikan konsumsi masyarakat yang belum diimbangi dengan perbaikan rantai pasok yang membuat harga pangan terus bergejolak meskipun pasokan memadai,†tutup Johan.