Kecerdasan Buatan Diharapkan Gaet Investor dalam Pertanian

Forumerkininews.id, Seoul – Pemerintah mengundang investor Korea Selatan untuk menanamkan modalnya dalam sektor teknologi pertanian di Indonesia. Sebab, di Indonesia tengah terbangun teknologi kecerdasan buatan oleh gerakan pemuda.

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko saat wawancara dengan Maekyung Media Grup (MBN), jaringan media terbesar di Korea Selatan, di Seoul, Kamis (13/9), menceritakan, saat ini di Indonesia telah ada gerakan anak muda untuk membangun pertanian Indonesia. Aksi tersebut dinamakan “Gerakan Maju Tani Indonesia”.

Gerakan ini sudah menghasilkan produk-produk pertanian unggul dengan menggunakan pendekatan teknologi. Kemudian, melakukan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam produksi, sehingga terjadi efisiensi.

Moeldoko yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), mengatakan, gerakan ini merupakan modernisasi konsep Marhaen yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno.

Saat itu, cerita dia, Presiden pertama RI tersebut bertemu dengan seorang petani bernama Marhaen yang memiliki lahan dan alat pertanian, namun mengaku miskin.

“Di situlah kemudian tercetus ide gerakan dari Pak Karno untuk menyejahterakan dan memberikan keadilan bagi petani. Untuk itu saya menyebut Gerakan Tani Maju Indonesia ini sebagai Neo Marhaen,” tutur Moeldoko.

“Buat saya, prinsipnya Neo Marhaen petani harus kaya, mandiri, dan memandirikan orang lain,” katanya.

Indonesia Jadi Potensi Pasar Pertanian

Panglima TNI 2013-2015 ini menyampaikan, berinvestasi di Indonesia sangat menguntungkan bagi Korea Selatan. Sebab, Indonesia memiliki 270 juta penduduk yang merupakan potensi pasar. Selain itu, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan ekonomi yang stabil.

“Indonesia memiliki ketersediaan lahan, kondisi alam yang mendukung, kekayaan varietas, serta ketersediaan SDM dan pasar yang besar. Korsel punya teknologi pertanian yang maju. Jika kerja sama ini dapat dimaksimalkan, bukan tidak mungkin Indonesia dan Korsel dapat menjaga ketahanan pangan, dan bahkan bertumbuh di tengah ancaman krisis pangan dunia,” tegas Moeldoko.

BACA JUGA:   Kompaknya Para Menteri Pakai Batik dan Warna Merah di HUT PDIP

Kemudian, dunia agro farming global tengah mengalami masalah regenerasi petani. Petani sudah semakin tua dan anak muda tidak tertarik untuk terjun ke pertanian. Bila hal ini tidak diatasi, Moeldoko mengatakan, akan terjadi krisis pangan

“Di Indonesia, titik terang jawaban atas permasalahan ini sudah dilakukan. Anak muda sudah ikut terlibat dalam industri pertanian dengan pendekatan teknologi,” ujarnya.

Sebelumnya, Kunjungan kerja Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko menjadi pembicara dalam Forum Pengetahuan Dunia atau World Knowledge Forum (WKF).

Forum ini mengumpulkan 200 pengusaha dan pakar dari seluruh dunia untuk memprediksi masa depan. Forum ini membahas solusi atas masalah-masalah yang dihadapi global.

 

 

Artikel Terkait