Kemerdekaan Melawan Intoleransi dan Radikalisme Masih jadi PR

Nasional

Jumat, 19 Agustus 2022 | 00:00 WIB
Kemerdekaan Melawan Intoleransi dan Radikalisme Masih jadi PR

Forumterkininews.id, Jakarta - Dai milenial Habib Husein Ja'far Al Hadar, S.Fil.I., M.Ag, menilai pasca 77 tahun kemerdekaan Republik Indonesia dari keterjajahan fisik, tidak semata-mata membuat bangsa ini merdeka dari ancaman intoleransi dan radikalisme, khususnya di dunia maya.

rb-1

"Kemerdekaan melawan intoleransi dan radikalisme itu masih menjadi pekerjaan rumah kita. Karena sampai saat ini, media digital belum merdeka dari intoleransi dan radikalisme," ujar Habib Husein Ja'far Al Hadar di Jakarta, Jumat (19/8).

Dalam keterangan yang diterima, ia melanjutkan bahwa berdasarkan riset dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN (PPIM UIN) di Jakarta tahun 2021 lalu menyebutkan konten-konten yang tidak moderat di media digital naik tiga kali lipat dari konten moderat yang hanya menguasai sekitar 20 persen dari keseluruhan konten media digital.

Baca Juga: KSP Siap Jembatani Penguatan Kerja Sama Indonesia-Iran

rb-3

"Konten yang tidak moderat itu menguasai lebih dari 60 persen perbincangan di media digital. Nah oleh karena itu ini menjadi kerja bersama kita semua, bukan hanya antar bidang,  tapi juga antargender," tutur pria pemilik kanal YouTube "Jeda Nulis" ini.

Habib Ja'far memaknai kemerdekaan 77 tahun Indonesia sebagai momen untuk pulih lebih cepat dari segala dorongan nafsu dan egoism. Juga bangkit dari segala isu sektarian, yang bersifat politik identitas memecah belah kebhinekaan.

"Tagline 'Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat', itu sesuatu yang penting untuk mengisi kemerdekaan, agar kita bisa pulih lebih cepat dari segala dorongan-dorongan egoisme yang mengarahkan kepada intoleransi dan radikalisme serta bangkit lebih kuat untuk bangkit dari segala isu-isu yang sifatnya sektarian, yang sifatnya politik identitas," jelas Habib Ja'far.

Baca Juga: Sandiaga Uno Hadiri Harlah Partai PPP ke-50

Ia menilai tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh pihak saat ini adalah bagaimana menerjemahkan nilai Pancasila pada generasi baru. Narasi-narasi baru dibutuhkan, agar generasi tersebut mampu menghayati nilai Pancasila sesuai perspektif dan cara mereka.

"Edukasi dan moderasi untuk menuju persatuan di tengah perbedaan itu menjadi kekuatan utama kita dari dulu. Tanpa keduanya kita itu tidak akan pernah bisa merdeka dari segala tantangan yang ada. Entah korupsi, kemiskinan dan lain sebagainya," terang Habib Ja'far.

Untuk itu, Habib Jafar mengungkapkan setidaknya ada 2 hal yang harus menjadi agenda pemerintah. Ini penting agar ke depannya tidak ada lagi anak bangsa yang kembali terjerat pada virus intoleransi dan radikalisme untuk mewujudkan Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Pertama terus mewaspadai narasi-narasi intoleransi dan radikalisme yang ada di sekitar kita. Kedua, membangun narasi-narasi yang 'fresh' tentang toleransi dan inklusivitas dalam beragama dan berbangsa.

Sehingga, menurutnya, pada akhirnya kesadaran toleransi dan inklusivitas serta moderasi anak bangsa terus bertumbuh,  terus terperbarui, dan yang paling terpenting adalah hubungan atau relate dengan mereka. Karena relate itu kata kunci bagi anak muda.

Tag Nasional Radikalisme Intoleransi HUT Ke-77 RI Habib Husein Ja'far Al Hadar Kemerdekaan RI

Terkini