Kenapa ABG Zaman Dulu Wajahnya Tua? Ternyata Ini Sebabnya.

Kalau kita melihat foto zaman dulu atau film lawas, sekitar 20 atau 30 tahun lalu, kita akan menemukan kondisi orang-orang zaman dulu.

Selain suasana kota atau daerah yang berubah, hal lain yang nampak adalah wajah orang-orang zaman dulu, termasuk para remajanya.

Dan bila kita perhatikan lebih cermat lagi, wajah remaja atau anak baru gede (ABG) dua hingga tiga dekade lalu, lebih tua dibanding dengan remaja masa kini.

Baca Juga: Brimob Polda Sumut Bantu Pencarian Remaja Hanyut di Sungai Deli

Sebagai contoh, carilah foto atau video anak sekolah menengah pertama (SMP) sekitar tahun 80-90an.

Anak SMP rasa bapak-bapak (x.com)

Akan terlihat sekelompok anak dengan pakaian putih biru khas SMP, namun parasnya nampak lebih tua dari usianya.

Sebagain dari mereka ada yang sudah berkumis, rambut tebal agak gondrong dan berbadan bongsor, sambil memakai pakaian seragam SMP yang ketat.

Baca Juga: Polisi Tangkap Belasan Remaja Bawa Sajam di Jakarta Barat

Lalu apa yang menyebabkan ABG masa lalu nampak lebih tua dibanding saat ini? Berikut ulasannya.

Setidaknya ada dua alasan utama mengapa remaja zaman dulu terlihat lebih tua dibanding remaja masa kini.

Pertama adalah karena alasan bias seleksi. Jika disandingkan dengan masa lalu, umumnya anak SMP masa kini tampil tanpa kumis atau cambang dan jenggot.

Remaja era 80-an (x.com)

Alih-alih nampak tua, anak remaja zaman sekarang malah tampil lebih muda, karena didukung dengan beragam kosmetik dan skincare.

Penampilan anak sekarang menjadi lebih glowing karena didukung gaya rambut kekinian serta model pakaian yang modern.

Hal inilah yang membuat kita menganggap remaja zaman dulu terlihat lebih tua.

Meski demikian, perbedaan itu sebenarnya bisa dijawab dengan argumen sederhana.

Bahwa, tidak seharusnya kita melihat masa lalu dari sudut pandang masa kini, yang menurut Michael Stevens dari Vsauce disebut sebagai bias seleksi.

Alasan kedua yang menyebabkan remaja zaman dulu terlihat lebih tua adalah karena faktor biologis.

Faktor ini diungkap pada 2018 lalu oleh tim peneliti gabungan dari Yale School of Medicine dan University of Southcaroline dengan riset bertajuk "Is 60 the New 50? Examining Changes in Biological Age Over the Past Two Decades."