Kesan Mendalam Saat Jumpa Presiden Permai Penang Eddy Virgo
Lifestyle

Oleh Dr Marta M Nazer, SE, M.Kes
“Bek kenal, bek sayang”—kadang cukup hanya beberapa jam untuk mengenal sosok yang mengesankan.
Pada momen penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Permai Penang dan Universitas Teuku Umar Aceh dalam kolaborasi bidang pendidikan dari program pengabdian luar negeri UTU, kami berkesempatan bertemu dan berdialog langsung dengan Eddy Virgo, Presiden baru Permai Penang.
Meski hanya beberapa jam bercengkerama, kesan yang ditinggalkan sangat mendalam. Dari sambutan hangat yang disampaikan Eddy Virgo dalam acara penyambutan, tergambar sosok pemimpin yang tak hanya berjiwa wirausaha, namun juga memiliki dedikasi luar biasa terhadap isu kemanusiaan dan pendidikan komunitas Indonesia di luar negeri.
Wawasan Global, Hati Tetap Merah Putih
Sebagai seorang pecinta teknologi dan pembicara internasional, profil Eddy Virgo tidak biasa. Tahun 2019 ia menjadi panelis dalam konferensi global yang diselenggarakan oleh Bank Dunia di Slovenia dan Kroasia. Beliau mengemukakan Blockchainized Voting System for Efficiency, Accurasy & Security sebagai solusi untuk sistem pemilihan umum yang efisien transparan, akurat dan aman.
Peristiwa ini sempat diliput dan disiarkan oleh media TV ataupun media cetak di Zagreb, Kroasia. Pada tahun 2024, ia juga diundang ke Korea Selatan untuk pembicara tentang AI Trend in Daily Life. Pada September 2024 diundang sebagai pembicara dalam Forum Akbar MAHA 100 Tahun di Malaysia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian Malaysia dengan tema Blockchain: A Catalyst for Agriculture & Food Security. Dan beberapa forum konfrensi ataupun via webinar tingkat internasional.
Komitmen Sosial Tiada Letih
Namun yang mengejutkan bagi kami adalah pilihannya untuk tetap memimpin Permai Penang —sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pendidikan dan advokasi bagi komunitas migran Indonesia.
Saat ditanya alasan di balik komitmennya memimpin organisasi nirlaba, Eddy menjawab dengan mantap, “Walau beda agama, beda keturunan. Saya kan lahir di Indonesia. Indonesia tanah airku. Hatiku tetap merah putih. Apa salahnya dari sisa hidup ini bisa berbuat sesuatu seperti pikiran dan tenaga bagi yang memerlukannya,” ujar Eddy dengan senyum.
Lebih dari 700 anak Indonesia yang lahir tanpa dokumen di wilayah utara Malaysia menjadi fokus perhatian Permai Penang melalui Sanggar Bimbingan. Menurut Eddy, mencegah dari hulu adalah kunci utama: Yaitu mendidik para ibu agar kuat secara iman dan berpengetahuan dengan mengisi waktu luang mereka untuk belajar ketrampilan tambahan seperti Kursus Bahasa Inggris, Penghafalan Alquran dan kursus ketrampilan lainnya yang tepat guna lainnya dan aktivitas positif. Tujuannya agar tidak mudah terjerumus ke pergaulan bebas. Diharapkan bisa menjadi solusi mengurangi kelahiran anak-anak tak berdosa ini.
4 Pilar Hidup PMI: Toleransi, Interaksi, Adaptasi, Kontribusi
Pesan singkat penuh makna dari Eddy Virgo yang patut diangkat sebagai prinsip hidup bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di perantauan: Toleransi. Interaksi. Adaptasi. Kontribusi.
Nilai-nilai ini, menurut Kami, sangat relevan untuk membina harmoni dan integrasi antara komunitas Indonesia dan masyarakat lokal di Malaysia.
Masa Depan Kolaborasi Aceh–Penang
Dari obrolan singkat dan penuh wawasan ini, terlihat jelas bahwa Permai Penang di bawah kepemimpinan Eddy Virgo membuka jalan bagi kolaborasi lintas daerah dan lintas negara, demi masa depan anak-anak tak berdokumen dan penguatan komunitas Indonesia di perantauan. (*)