Nasional

Ketika Pemuda Bangkit: Kisah di Balik Lahirnya Sumpah Pemuda 1928

27 Oktober 2025 | 15:02 WIB
Ketika Pemuda Bangkit: Kisah di Balik Lahirnya Sumpah Pemuda 1928
Ilustrasi Sumpah Pemuda (Pinterest)

Pada tanggal 28 Oktober 1928, Batavia yang kini kita kenal sebagai Jakarta menjadi saksi lahirnya satu peristiwa monumental yang mengubah arah sejarah bangsa.

rb-1

Di kota itulah para pemuda dari berbagai daerah di Nusantara berkumpul dalam Kongres Pemuda II, meneguhkan tekad untuk bersatu demi cita-cita kemerdekaan.

Dari pertemuan inilah lahir ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang menjadi simbol lahirnya semangat nasionalisme Indonesia. Ikrar itu bukan sekadar kalimat, tetapi cerminan tekad generasi muda untuk menghapus batas kedaerahan dan membangun satu identitas bersama: Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Banjir di Jakarta Dari Masa ke Masa dan Tantangan Para Cagub-Cawagub

rb-3

Dari Kedaerahan Menuju Persatuan Nasional

Ilustrasi Sumpah Pemuda (Pinterest)Ilustrasi Sumpah Pemuda (Pinterest)Pada masa itu, Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda. Gerakan perlawanan tersebar di berbagai daerah dengan semangat lokal yang berbeda-beda. Namun, para pemuda mulai menyadari bahwa perpecahan hanya akan melemahkan perjuangan.

Kesadaran itulah yang mendorong lahirnya Kongres Pemuda I pada tahun 1926, yang menjadi langkah awal penyatuan visi antarorganisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan Jong Celebes.

Meski belum menghasilkan keputusan besar, kongres pertama berhasil menanamkan ide bahwa “persatuan adalah kekuatan.”

Baca Juga: Nikmati Serunya Promo HokBen Double Chicken Vibes, Cuma Rp28 Ribuan per Orang!

Dua tahun kemudian, cita-cita itu berbuah dalam Kongres Pemuda II. Acara ini digelar pada 27–28 Oktober 1928 di tiga tempat berbeda untuk menghindari pengawasan Belanda.

Para tokoh muda seperti Sugondo Djojopuspito dan Mohammad Yamin tampil sebagai motor penggerak. Yamin bahkan menyuarakan gagasan visioner tentang pentingnya satu bahasa persatuan Bahasa Indonesia yang kelak menjadi perekat bangsa.

Tiga Ikrar Suci: Pondasi Identitas Indonesia

Kongres Pemuda II akhirnya melahirkan tiga janji agung yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Dengan penuh semangat, para pemuda mengucapkan:

  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

  3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Ikrar ini menggema sebagai simbol kesetiaan terhadap tanah air dan semangat untuk menumbuhkan rasa kebangsaan di atas segala perbedaan. Ketiga poin itu menjadi pondasi kuat dalam pembentukan jati diri bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Warisan Semangat yang Tak Lekang oleh Waktu

Ilustrasi Sumpah Pemuda (Pinterest)Ilustrasi Sumpah Pemuda (Pinterest)Sumpah Pemuda bukan sekadar catatan sejarah, melainkan api semangat yang terus menyala dalam perjalanan bangsa hingga kini. Ia menjadi tonggak lahirnya gerakan nasional yang mempersatukan rakyat dari berbagai latar belakang untuk melawan penjajahan.

Banyak sejarawan menyebut bahwa Sumpah Pemuda adalah “detak pertama kesadaran nasional Indonesia” momen di mana rasa kebersamaan dan tanggung jawab terhadap nasib bangsa mulai tumbuh kuat di hati rakyat.

Hingga kini, nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda masih sangat relevan. Di tengah tantangan zaman modern, semangat persatuan, toleransi, dan gotong royong menjadi kunci agar bangsa Indonesia tetap kokoh menghadapi perubahan global.

Sumpah Pemuda mengingatkan kita bahwa kemerdekaan dan kemajuan tidak akan pernah terwujud tanpa rasa persaudaraan dan kebersamaan. Ia adalah warisan luhur yang harus terus dijaga, dihayati, dan diwariskan kepada generasi penerus.

Tag Batavia sumpah pemuda sejarah sumpah pemuda isi sumpah pemuda