Komisi II DPR Ingatkan Calon Anggota KPU, Bawaslu Soal Integritas

Forumterkininews.id, Jakarta- Komisi II DPR RI menggelar uji kelayakan dan kepatutan calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) periode 2022-2026. Fit and proper test berlangsung hibrid dan terbuka untuk umum.

Fit and proper test hari ini dimulai dengan 8 orang calon anggota KPU RI. Maju sebagai calon pertama yang menjalani tes, yakni August Mellaz. Selanjutnya, Betty Epsilon Idroos, Dahliah, Hasyim Asy'ari, I Dewa Kadek Wiarsa Raka Sandi. Kemudian Idham Holik, Iffa Rosita dan Iwan Rompo Banne.

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung menyampaikan, masing-masing calon Anggota KPU dan Bawaslu diberikan kesempatan menyampaikan paparannya 15 menit. Dilanjutkan sesi tanya jawab anggota Komisi II DPR RI.

Baca Juga: Erick Thohir Minta Buffer Zone Plumpang Dibangun Secepatnya

Sebelumnya, Doli sempat menyampaikan bahwa Komisi II DPR akan menyoroti masalah integritas dalam pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan calon Anggota KPU dan Bawaslu. Menurutnya, integritas penyelenggara dan pengawas pemilu merupakan salah satu kriteria utama dalam seleksi calon anggota KPU dan Bawaslu periode 2022-2027.

"Yang pertama adalah aspek integritas, karena kita melihat pengalaman ternyata masih ada saja penyelenggara pemilu yang terjebak masalah hukum," kata Doli.

Selain itu, lanjutnya, Komisi II juga menyoroti pemahaman para calon anggota KPU dan Bawaslu terkait pemilu. Dari persoalan konsep hingga teknis. Dikatakannya, Komisi II berharap anggota KPU dan Bawaslu periode mendatang memiliki komunikasi yang baik dengan berbagai pemangku kepentingan.

Baca Juga: Kaya Raya, Ternyata Ini Sumber Cuan Harvey Moeis

"Mereka harus bisa menempatkan diri sebagai orang yang bisa berkomunikasi namun tetap menjaga independensinya," ujar Doli.

Ditegaskannya, Anggota KPU dan Bawaslu periode mendatang harus inovatif dan kreatif. Calon yang akan menjabat sebagai anggota KPU dan Bawaslu harus dapat membawa perubahan yang semakin memudahkan penyelenggaraan Pemilu.

"Kami berharap pemilu ini terbuka untuk menggunakan perkembangan teknologi informasi, ada proses digitalisasi dan elektronisasi di berbagai tahap," pungkas Doli.