Mahasiswa Korban Banjir Sumatera Dapat Pembebasan UKT Hingga 2 Semester
Usulan pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa korban banjir dan longsor mulai digodok pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Kebijakan ini ditujukan bagi mahasiswa terdampak langsung maupun berasal dari keluarga yang menjadi korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Mekanisme birokrasi pengajuannya akan dilakukan melalui pendataan kampus masing-masing serta verifikasi kondisi keluarga.
“Pemberian pembebasan UKT 1 sampai 2 semester bagi mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak,” kata Direktur Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Fauzan Adziman dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Senin (8/12/2025).
Baca Juga: Kronologi Bupati Aceh Selatan Dipecat, Nyerah Atasi Banjir Lalu Pergi Umroh
Program ini merupakan bagian dari langkah pemulihan pascabencana dan dijadwalkan mulai berjalan pada Januari 2026 karena akan menggunakan alokasi anggaran tahun depan. Pemerintah berharap bantuan pendidikan ini dapat meringankan beban mahasiswa yang ikut terdampak secara ekonomi dan sosial.
Tak hanya pembebasan UKT, pemerintah juga merencanakan enam langkah pemulihan lainnya. Salah satunya pengadaan dapur umum di berbagai kampus terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dapur umum ini diprioritaskan untuk mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak.
Baca Juga: Ahmad Sahroni Donasi Rp1 Miliar di Konser Amal untuk Korban Banjir Sumatera
Kemendiktisaintek juga akan mengatur pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) secara fleksibel. Kebijakan tersebut diberikan kepada kampus atau mahasiswa dari keluarga terdampak untuk memastikan proses akademik tetap berjalan.
Kondisi pasca banjir bandang yang melanda berbagai daerah di Sumatera. [Instagram/@Parispernandes]
Rencana aksi berikutnya adalah penggalangan bantuan kebutuhan mendesak. Bantuan itu akan disalurkan melalui berbagai kampus yang berada di area terdampak.
Pemulihan psikososial juga menjadi perhatian pemerintah. Langkah ini diambil karena banyak mahasiswa dan dosen juga mengalami trauma akibat bencana.
“Kemendiktisaintek bekerja sama dengan tim psikolog, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan tenaga terlatih lainnya,” kata Fauzan terkait pembentukan tim dukungan psikososial.
Belasan ribu mahasiswa terdampak banjir dan longsor Sumatera.
Fauzan menambahkan, pemerintah turut menyiapkan bantuan fasilitas pembelajaran. Dukungan ini diberikan agar proses belajar mengajar dapat kembali normal seiring pemulihan kampus. Termasuk di dalamnya upaya pemulihan infrastruktur sosial dan sarana pembelajaran.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mengungkapkan bahwa sebanyak 60 perguruan tinggi terdampak banjir dan longsor di Sumatera. Jumlah itu terdiri dari PTN dan PTS di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat.
Fauzan mengatakan bahwa dari seluruh perguruan tinggi tersebut, terdapat 1.306 dosen dan 18.824 mahasiswa yang menjadi korban terdampak bencana. Kondisi akses, lokasi kampus, hingga pengungsian sivitas akademika menjadi penyebab utama terhentinya proses belajar mengajar.