Mahathir Murka, Malaysia Jual Kedaulatan Kepada AS Lewat Perjanjian Baru
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad, melontarkan kritik tajam terhadap langkah pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang menandatangani perjanjian perdagangan timbal balik antara Malaysia dan Amerika Serikat.
Menurut Mahathir, perjanjian yang ditandatangani pada 26 Oktober itu merupakan bentuk “penjualan kedaulatan negara” dan simbol imperialisme modern yang dibungkus dengan istilah kerja sama ekonomi.
Baca Juga: Kalah dari Malaysia, Pulau Langkawi Geser Bali Sebagai Pulau Terindah
“Ini bukan lagi perdagangan, tetapi penyerahan kebebasan ekonomi yang telah lama kita pertahankan. Jangan sembunyikan di balik kata-kata indah seperti diplomasi atau kerja sama. Akuilah saja, pemerintah kini rela memperdagangkan kemerdekaan demi menyenangkan kekuatan asing,” tegas Mahathir dalam pernyataan di akun Facebook-nya, Minggu (2/11/2025).
Ia bahkan menuding Amerika Serikat sebagai “kekuatan dunia” yang mendukung genosida terhadap rakyat Palestina, sehingga langkah ini dianggap mencederai nilai kemanusiaan bangsa Malaysia.
Khawatir Picu Ketegangan dengan Tiongkok
Baca Juga: Ada Tsunami Rusia, Warga Pesisir AS Diminta Mengungsi
Mahathir Mohamad murka Malaysia jual kedaulatan kepada Amerika Serikat. [Instagram]
Perjanjian perdagangan antara Malaysia dan AS itu ditandatangani langsung oleh Anwar Ibrahim dan Presiden AS Donald Trump.
Pemerintah Malaysia mengklaim kesepakatan ini akan menguntungkan kedua negara, namun beberapa klausulnya justru menimbulkan kekhawatiran akan potensi gesekan dengan Tiongkok—mitra dagang utama Malaysia.
Salah satu pasal yang dipersoalkan adalah Pasal 5.1, yang mewajibkan Malaysia meniru kebijakan perdagangan AS jika negeri Paman Sam mengenakan tarif atau pembatasan terhadap negara lain atas dasar keamanan nasional.