Malaysia Ciptakan Kondom Unisex Pertama di Dunia
Lifestyle

Forumterkininews.id, Jakarta – Ginekolog asal Malaysia berhasil menciptakan kondom unisex pertama di dunia yang bisa dipakai pria dan wanita. Ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita, Kamis (28/10).
Pada masa modern ini, hampir semua ginekolog juga merupakan ahli obstetrik. Kondom unisex ini terbuat dari bahan medis poliuretan yang biasanya digunakan sebagai pembalut untuk merawat luka. Bentuk poliuretan sendiri transparan dan sangat tipis.
Dilansir dari Ruters, penemunya berharap kondom yang dinamai Wondaleaf Unisex mampu berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat untuk lebih mengontrol kesehatan seksual, terlepas dari jenis kelamin mereka.
Baca Juga: Jakarta Philharmonic Choir Siap Gelar Konser Perdana
“Ini pada dasarnya adalah kondom biasa dengan penutup perekat,†kata John Tang Ing Chinh, seorang ginekolog di perusahaan pemasok medis Twin Catalyst.
Tang menjelaskan, perekat itu ada di satu sisi kondom yang bisa dibalik dan digunakan oleh pria dan wanita. Ini adalah kondom dengan penutup perekat yang menempel pada vagina atau penis, serta menutupi area yang berdekatan untuk perlindungan ekstra
Tang membuat kondom menggunakan poliuretan (polyurethane), bahan yang digunakan dalam pembalut luka transparan yang tipis dan fleksibel namun kuat dan tahan air. Tang mengatakan, kondom Wondaleaf telah melalui beberapa kali penelitian dan uji klinis.
Baca Juga: Hasil Akhir Timnas Indonesia U-23 vs Malaysia Imbang 0-0, Garuda Muda Lolos ke Semifinal
“Ketika kondom ini dipakai, Anda mungkin tidak menyadari sedang memakainya,†katanya, merujuk pada pembalut yang terbuat dari bahan tersebut.
Setiap kotak kondom unisex Malaysia bermerek Wondaleaf ini akan berisi dua kondom, dengan harga 14,99 ringgit (sekitar Rp50 ribu). Harga rata-rata untuk selusin kondom di Malaysia adalah 20-40 ringgit (Rp68-136 ribu). Pihaknya memperkirakan kondom tersebut tersedia di situs web perusahaan pada Desember ini.
“Berdasarkan jumlah uji klinis yang telah kami lakukan, saya cukup optimis waktu yang kami habiskan sangat berarti bagi banyak metode kontrasepsi dan pencegahan penyakit menular seksual,†pungkasnya.