Minta Izin Adegan Mesra di Film Ketok Mejik, Ananta Rispo Malah Ditertawakan Istri
Ananta Rispo menghadapi tantangan baru dalam karier aktingnya. Biasa tampil dalam komedi, kakak Fico Fachriza ini didapuk jadi bintang utama di film bergenre drama.
Ananta Rispo akan tampil dalam film Ketok Mejik. Mengingat ini bergenre drama, tentu akan ada bumbu romansa.
Terkait hal itu, Ananta Rispo sadar betul pentingnya berkomunikasi dengan sang istri, Sherli Fahmawati. Ia pun bercerita pengalamannya saat meminta izin untuk beradegan mesra.
Baca Juga: Innalillahi, Musisi Gustiwiw Meninggal Dunia
Img 20251026 17520872
"Iya, ngaku ada adegan romance nih gitu," kata Ananta Rispo ditemui di Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Minggu (26/10/2025).
Namun, reaksi yang didapatnya di luar dugaan. Sang istri justru tidak percaya dan menertawakannya, seolah meragukan kemampuan suaminya untuk berakting romantis.
Baca Juga: Biodata dan Agama Fico Fachriza, Komika yang Dituding Menipu Sesama Artis
"(Kata Istri Rispo) 'Wah, nggak mungkin lah,' gitu. Dia aja nggak percaya," cerita Rispo menirukan ucapan istrinya.
Setelah diyakinkan, sang istri akhirnya percaya. Ananta Rispo pun menegaskan bahwa adegan mesra yang dilakoninya masih dalam batas wajar dan tidak berlebihan.
"Beneran ini," ucap Rispo meyakinkan istrinya.
"Oh beneran," jawab sang istri singkat.
Meski akan beradegan romantis pada syuting 10 November mendatang, Rispo mengatakan masih dalam batas wajar.
"Aman lah, nggak yang ampe gimana-gimana banget gitu," jelasnya.
Lebih lanjut, Rispo memuji sikap profesional istrinya. Menurutnya, sang istri sangat pengertian dan selalu mendukung pekerjaannya di dunia hiburan, selama dilakukan dengan profesional.
Img 20251026 17523178
"Kayaknya istri gua tuh termasuk orang yang santai gitu apalagi kalau udah kerjaan, jadi profesional aja gitu," ucapnya.
Ketok Mejik merupakan film produksi HAHA Production. Handoko & bangder duduk sebagai produser sementara Yogi S. Calam, ada di bangku sutradara.
Ketok Mejik mengangkat kisah unik yang terinspirasi dari fenomena kehidupan
masyarakat sehari-hari, antara realitas, kepercayaan, dan humor khas lokal.
“Film ini mencoba memotret bagaimana masyarakat kita sering menyeimbangkan antara logika dan hal-hal yang dianggap ‘ajaib’. Tapi semuanya dikemas dengan cara ringan, lucu, dan tetap menyentuh hati,” ungkap Yogi S. Calam, sang sutradara.