Pandji Pragiwaksono Jadi 'Buronan' Orang Toraja, Gara-gara Ucapan Soal Jenazah
Potongan video berdurasi sekitar satu menit empat puluh detik yang menampilkan komika nasional Pandji Pragiwaksono tengah menjadi sorotan publik, khususnya di kalangan masyarakat Toraja.
Dalam video itu, Pandji diduga menyinggung adat dan budaya Toraja secara tidak tepat hingga menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak.
Baca Juga: Ge Pamungkas Kritik Polisi dan Minta Dedi Mulyadi Kawal Kasus Gas Air Mata di Bandung
Dalam potongan video yang beredar luas di media sosial dan forum komunitas Toraja, Pandji menyebut banyak masyarakat Toraja jatuh miskin karena adat.
Ia juga menyinggung soal tradisi pemakaman dengan mengatakan bahwa jenazah anggota keluarga yang belum dimakamkan bisa dibiarkan di ruang tamu atau ruang televisi karena belum memiliki biaya.
Pandji Dikecam
Baca Juga: Minta Izin Adegan Mesra di Film Ketok Mejik, Ananta Rispo Malah Ditertawakan Istri
Pandi Pragiwaksono Dikecam Masyarakat Toraja. [Instagram]
Pernyataan tersebut langsung memicu kecaman dari masyarakat Toraja. Banyak yang menilai ucapan Pandji terkesan merendahkan budaya leluhur mereka yang sarat makna dan nilai penghormatan terhadap orang tua yang telah wafat.
Video itu juga memunculkan gelombang komentar di media sosial yang menuntut klarifikasi dari sang komika.
Salah satu yang angkat bicara adalah Ketua Ikatan Keluarga Toraja Nusantara (IKATNus), Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang. Ia menegaskan bahwa jika video itu benar, maka ucapan Pandji bisa dianggap melecehkan adat Toraja.
“Kalau benar video tersebut, bahaya bisa merembet ke mana-mana. Kami menunggu keterangan resmi dari yang bersangkutan,” ujarnya, dikutip dari Palopo Pos, Minggu (2/11/2025).
Frederik menambahkan, pihaknya berencana mengundang Pandji untuk memberikan klarifikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Tidak ada orang Toraja yang miskin karena menghargai leluhurnya. Justru banyak yang berhasil karena menjunjung tinggi adat istiadat,” ujarnya.
Menurutnya, adat Toraja bukanlah hal mistis, melainkan bentuk penghormatan kepada leluhur yang diyakini membawa berkat, bukan kutukan.
Reaksi Keras di Media Sosial