Netanyahu Bakal 'Dinepalkan'? Rumahnya Diserbu Demonstran Keluarga Sandera
Polisi Israel membubarkan aksi demonstrasi di depan kediaman pribadi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem.
Aksi tersebut dilakukan oleh keluarga sandera dan sejumlah aktivis yang menuntut adanya kesepakatan pembebasan tawanan sekaligus penghentian serangan darat di Gaza.
Baca Juga: Pelatih Timnas Israel dan Asistennya Diserang di Athena: Bebaskan Palestina
Demonstrasi berlangsung sejak Senin (15/9/2025) dan para peserta sempat berkemah selama hampir 24 jam.
Mereka berencana bermalam untuk kedua kalinya sebagai bentuk protes, sebelum akhirnya dibubarkan aparat pada Selasa (16/9/2025).
Rekaman dari lokasi memperlihatkan Polisi Perbatasan menyeret satu per satu demonstran dari trotoar.
Baca Juga: Ajudan PM Israel Benjamin Netanyahu Hadapi Dakwaan atas Kebocoran Informasi Gaza
“Kalian akan tidur nyenyak malam ini — kalian tidak akan mendengar Ariel, kalian tidak akan mendengar David,” teriak salah satu demonstran saat digiring polisi.
Pernyataan itu merujuk pada Ariel dan David Cunio, dua bersaudara yang telah hampir dua tahun ditawan Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023.
Kritik Keluarga Sandera
Demonstran dari kalangan keluarga sandera menggelar protes di area kediaman Benjamin Netanyahu. (X)
Sebelum dibubarkan, keluarga sandera sempat menggelar konferensi pers di depan rumah Netanyahu. Polisi menutup pagar kediaman dengan terpal, langkah yang dinilai keluarga bertujuan membatasi sorotan publik terhadap aksi protes tersebut.
Melalui pengeras suara, Maccabit Meir, bibi dari sandera kembar Gali dan Ziv Berman, mengecam keras operasi militer di Gaza.
“Siapa yang kalian jatuhkan semua bangunan ini? Bisa saja kalian menjatuhkannya pada Gali dan Zivie, dan pada semua jiwa yang tersisa di sana — hidup dan mati,” ujarnya.
Sementara itu, Hannah Cohen, bibi dari Inbar Haiman—sandera yang terbunuh di Gaza—mendesak pemerintah Israel membuat kesepakatan komprehensif untuk memulangkan seluruh tawanan.
Ia menyebut keponakannya sebagai korban dari kebijakan separuh hati.
“Kami tidak akan lagi setuju meninggalkan bahkan satu sandera pun,” tegasnya.
Tekanan Publik Semakin Besar
Rumah yang jadi kediaman Benjamin Netanyahu di Yerusalem. (X)
Aksi protes di Yerusalem ini menambah tekanan bagi pemerintahan Netanyahu yang terus dikritik atas kebijakan militernya di Gaza.
Publik, terutama keluarga sandera, menilai operasi militer tanpa adanya kesepakatan politik justru mengancam nyawa para tawanan yang masih berada di tangan Hamas.
Sumber: Times of Israel