Partisipasi Jaga Lingkungan, Perancis Larang “Fast Fashionâ€
Lifestyle

FTNews - Parlemen tingkat rendah Perancis, telah menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang mengenai fesyen ultra-cepat, baru-baru ini. Dalam rancangan tersebut, mereka akan menghukum produk-produk fesyen ultra-cepat seperti yang perusahaan Shein dari China jual.
RUU ini bertujuan untuk membantu mengurangi dampak lingkungan dari segi industri fesyen. Rencananya, mereka akan mendenda sebanyak $11 atau Rp173 ribu per bajunya pada tahun 2023 nanti. Selain itu, Perancis juga akan melarang promosi pakaian seperti ini.
Saat ini, mereka sedang menunggu keputusan dari senat sebelum peraturan ini mereka resmikan.
Baca Juga: Fansite NCT Dream Alami Rasisme di Musik Bank Chile
Popularitas peritel fesyen Shein dan Temu dapat meningkat berdasarkan permintaan yang sangat fleksibel. Namun, kondisi ini menyebabkan terjadinya disrupsi dalam sektor ritel.
Sementara itu, brand besar seperti Zara atau pun H&M mengandalkan prediksi preferensi para pembelinya sebelum melakukan produksi.
Ilustrasi sampah pakaian. Foto: canva
Baca Juga: Daftar Harga Pemakaman di San Diego Hills, Termahal Ada Rp 4 Miliar
"Evolusi sektor pakaian jadi menuju mode fesyen fana, yang menggabungkan peningkatan volume dan harga yang rendah, mempengaruhi kebiasaan membeli konsumen dengan menciptakan dorongan membeli dan kebutuhan yang terus menerus akan pembaruan, yang bukannya tanpa konsekuensi lingkungan, sosial, dan ekonomi," tulis mereka di RUU tersebut.
Emisi Karbon
Namun, Shein mengatakan kepada Reuters bahwa produk yang mereka produksi sesuai dengan demand yang ada. Mereka mengatakan pakaian yang tidak terjual berada di angka satu digit dan konsisten.
Malahan, para produsen tradisional, dapat menyisakan sekitar 40 persen sisa pakaian yang tak terjual.
Dalam RUU ini, Perancis juga akan mencoba untuk mengusulkan pelarangan ekspor pakaian bekas di Uni Eropa (EU).
Tahun lalu, pemerintah Perancis meluncurkan program skema perbaikan untuk memperbaiki pakaian dan sepatu yang sudah lama. Karena, pada waktu itu masyarakat Perancis membuang sebanyak 700 ribu ton pakaian.
Saat ini, fesyen menjadi industri penyebab polusi dengan menyumbang tiga persen hingga lima persen emisi karbon.